Brilio.net - Tak terbersit di pikiran Gunawan (51) saat kecil bahwa kelak akan mendapat pekerjaan yang dianggap orang cukup berisiko. Ya di balik kokohnya jeruji besi, Gunawan menghabiskan separuh umurnya untuk mengabdi menjadi sipir penjara.
Awalnya Gunawan hanya iseng mendaftar tes CPNS di Departemen Kehakiman. Dalam benaknya dia menyangka akan diangkat sebagai PNS di Pemerintah Daerah (Pemda). Namun apa daya setelah menjalani berbagai pelatihan, ayah dua anak ini justru ditempatkan di lembaga pemasyarakatan Tulungagung sebagai sipir penjara.
"Awalnya saya kaget, merasa tidak sreg menjadi sipir penjara," ungkap Gunawan kepada brilio.net, Rabu (15/4). "Jujur saya takut, suka gak tega dan kasihan kalau melihat narapidana yang dihukum karena melakukan pelanggaran."
"Namun setelah dilatih terus sama senior akhirnya saya mulai terbiasa. Ya mau bagaimana semua harus dijalani dengan ikhlas," tambah gunawan.
Pria yang sudah bekerja sebagai sipir penjara selama 25 tahun ini tak menampik jika dulunya di dalam penjara masih menggunakan hukuman kekerasan kepada napi yang bandel. Namun semenjak Lapas berada di bawah Kementerian Hukum dan HAM, peraturan kekerasan itu dihapus dan diganti menjadi pembinaan.
"Kesan penjara yang kelam dan penuh kekerasan itu sekarang sudah tidak ada lagi. Sekarang kita tugasnya membina mereka agar kelak saat keluar bisa diterima dengan baik oleh masyarakat," pungkas Gunawan.