Brilio.net - Setelah mendapatkan modal yang cukup, keinginan Agung untuk membesarkan komunitasnya semakin tumbuh. Selain berkegiatan dalam karang taruna dan menjual batu mulia, Agung bersama teman-temannya awalnya punya hobi yang sama, yakni memancing.
Karena lokasi memancing mereka tersebar di sekitaran sungai-sungai Yogyakarta, berawal dari situlah mereka gemar mengumpulkan batu.
"Karena hobi mancing, terus setiap mancing kami ngambil batu-batu di sungai itu. Kemudian kita teliti jenis batuan apa ini," ujarnya kepada brilio.net, Sabtu (28/3).
Menurut Agung, kala itu memang belum booming batu-batu seperti sekarang ini. Bahkan Agung sempat belajar tentang batu kepada temannya di Kalimantan. Setelah belajar dari temannya, kemudian Agung mendirikan komunitas batu mulia Niteni di Yogyakarta pada 2014 lalu.
Dalam struktur Komunitas Batu Mulia Niteni pun tidak sembarangan, Agung membagi menjadi empat divisi. Dia membaginya dalam divisi riset, pengolahan, penjualan dan pemasaran.
Tak hanya batu saja yang mulia, hati pemuda komunitas ini pun juga mulia. Bagaimana tidak? Saat dibukanya Komunitas Batu Mulia Niteni, para pemuda ini rela membuka kelas untuk siapa saja yang ingin belajar tentang batu. Dari cara memilih, mengolah hingga memasarkan. Ketakutan mendapatkan banyak pesaing ditepis jauh-jauh oleh komunitas ini.
Bagi mereka berbagi ilmu lebih penting daripada sekedar mencari hasil saja. "Duit ya memang penting, namun punya saudara dan teman banyak itu lebih penting," imbuh Agung.