Brilio.net - Efek perebutan gelar juara dunia MotoGP musim 2015 antara Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo memang lebih dahsyat dibanding musim-musim sebelumnya. Dibumbui tudingan persekongkolan Lorenzo yang dibantu Marc Marquez, Jorge Lorenzo akhirnya bisa mengangkangi The Doctor, julukan Valentino Rossi setelah memenangi seri terakhir di Valencia, Spanyol, Minggu (8/11)

Drama usai? Tunggu dulu. Polemik perebutan juara dunia itu ternyata juga merembet ke penggemar MotoGP di seluruh dunia. Melalui media sosial, mereka bebas memberikan opininya terkait perebutan juara dan konspirasi Lorenzo-Marquez. Jadilah topik Rossi-Lorenzo tersebar ke beranda media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Path.

Ada yang tertarik ikut membahas, ada pula yang jengah dan bosan. Seperti Arham Rasyid, blogger terkenal yang curhat lucu di Facebooknya tentang beranda Facebooknya yang dalam dua hari terakhir dipenuhi postingan Lorenzo- Rossi.

"Pokoknya beranda gw dua hari ini seperti gak ada topik lain. Kalo bukan soal hate speech, pasti soal hate speed atau uraian kebencian terhadap hasil balapan. Nah.. Dari sini membuktikan bahwa Indonesia gak pernah kekurangan pakar-pakar dan pengamat berbakat, dalam hal apapaun. Soal prestasi mah belakangan. Wkwkwk," tulis Arham di Facebooknya, Selasa (10/11)

Arham, yang mengaku nggak paham tentang olahraga karena olahraga yang ditekuninya hanya lari. Itupun lari dari kenyataan, memberikan ulasan tentang hasil balapan di Valencia minggu kemarin.

" Salip menyalip sebenarnya hal biasa dalam motoGP. Kalo gak mau disalip ya jangan ikut motoGP, main dingdong aja di gamezone. Atau kalo gak mau disalip coba pake underwear GT-Man antisalip. Tapi tentunya menjadi hal yang gak biasa kalo salip menyalip itu sudah dibumbui trik dan intrik. Drama Valencia kemarin seolah mengalahkan drama Cinta Elif dan Cinta di Musim Cherry," tambahnya

Ia pun nggak lupa memuji Rossi yang menurutnya tampil mempesona

"Pesona Rossi, peraih gelar doctor tanpe pernah bikin skripsi ini benar-benar setrong. Menurut gw apa yang dilakukannya kemarin malam adalah sebuah pencapaian yang bisa jadi motivasi untuk kita. Bahwasanya makna juara itu ambigu. Juara formal belum tentu juara di hati khalayak. Attitude jauh lebih penting untuk meraih simpati publik. Biar kata lu khatam dalam hal skill dan yang berkaitan dengannya, tapi jika perangaimu buruk ya wassalam, siap-siaplah dijauhi dan menuai sepi ".

Bener juga sih, tapi bawa-bawa underwear yang antiselip, doktor yang diraih tanpa garap skripsi itu lho, bikin senyum-senyum sendiri.