Brilio.net -
Hiro Prabantoro (44) tidak pernah menyangka bahwa usaha miniatur mainan kayu miliknya tersebut dapat menembus pasar internasional bahkan hingga mendapat pesanan dari Pentagon, Departemen Pertahanan Amerika Serikat.
Selama sembilan tahun terakhir, Hiro menekuni usaha mainan miniatur dari kayu. Produk yang dibuat Hiro bukan dari bahan baku kayu-kayu mahal, melainkan dari limbah kayu sisa industri furnitur dan kusen.
Dengan limbah kayu seharga Rp 300.000 per mobil, Hiro bisa menghasilkan 200-300 mainan miniatur. Pemasaran produk Hiro pun telah merambah lima benua. Produksi mainan miniatur itu juga telah dipasarkan di 22 negara.
Harga yang dipatok oleh Hiro untuk mainan hasil karyanya mulai dari USD 10 hingga USD 2.500 per mainan.
Omsetnya nggak banyak, hanya mencapai Rp 75 juta per bulan. Tapi lumayanlah, hitung-hitung menghasilkan uang dari penyaluran hobi, kata Hiro, yang juga bekerja sebagai asisten dosen di Magister Sistem Teknik Universitas Gadjah Mada itu.
Peminat mainan karya Hiro tidak main-main. Selain kolektor dari luar negeri, produk Hiro juga diminati oleh Pentagon, Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Melalui penjual perantaranya di negeri Paman Sam itu, Hiro memasok beberapa jenis miniatur kendaraan tempur sebagai suvenir bagi pejabat-pejabat di sana.
Miniatur produksi Hiro juga dipesan pabrik Hummer
Selain dari Pentagon, pesanan juga datang dari pabrikan mobil yang harganya selangit dengan tampilan macho, Hummer.
Hummer, juga memesan miniatur karya Hiro Prabantoro (44) untuk dijadikan model-model miniatur penjualan. Hiro juga telah menyelesaikan pesanan replika mesin Ferrari GTB 365 dengan skala satu banding satu untuk seorang kolektor di Australia. Untuk pesanan tersebut, satu replika mesin dihargai Rp 15 juta.
Sampai saat ini, Hiro mengaku telah memproduksi lebih kurang 1.000 unit miniatur per bulan. Desain dan model miniatur yang dihasilkan selama ini mencapai ratusan. Untuk jenis pesawat saja, Hiro telah membuat mulai dari wright brothers sampai jet tempur F-35. Total sudah sekitar 300 model, kata bapak dua anak ini.
Hampir semua mainan miniatur dengan berbagai ukuran bisa dibuatnya. Namun, jenis yang paling sulit adalah panser atau tank karena banyaknya rincian struktur yang harus diperhatikan.
Hiro menuturkan, pembuatan miniatur replika tank membutuhkan banyak bahan baku, mencapai 2.000-3.000 potongan kayu. Waktu pengerjaan juga lama. Bisa mencapai satu bulan untuk mengerjakan 25 miniatur replika tank, katanya.
Kreativitas Hiro menjadi wujud nyata potensi industri kreatif yang dimiliki anak negeri ini. Tak salah bila pemerintah mencanangkan industri kreatif sebagai salah satu unggulan Indonesia memasuki pasar global.
Recommended By Editor
- Jangan cuma buat mainan, manfaatkan lego untuk sehari-hari
- Mr Bosi membuat anak-anak dapat belajar sambil bermain
- Kisah Pak Salim, berjalan ratusan kilometer jualan mainan tradisional
- Permainan masa kecil yang selalu dirindukan
- Inovasi unik karambol, hanya ada 2 lubang & berupa kampanye kebersihan
- Era gadget, mainan tradisional khas anak Indonesia nyaris punah
- Semangat Anak Bawang menjaga kelestarian dolanan tradisional
- Ini yang dirasakan pemain kuda lumping saat kesurupan
- 5 Mainan kuno anak Indonesia ini juga ada di luar negeri
- Nasib permainan jaranan kini, tinggal rekaman lagunya yang diputar
- Pria ini tak lelah jalan kaki susuri Pulau Jawa jual gamelan mainan
- Tidur di emperan kantor, kakek ini 30 tahun jual mainan tradisional
- Kisah Mbah Djoyo yang bertahan dengan membuat mainan tradisional