Brilio.net - Sejarah Belanda di Kepulauan Seribu juga menyisakan kisah menarik soal kegiatan ibadah haji. Kisah tersebut ada di Pulau Cipir.
Pulau Cipir juga menyimpan banyak jejak sejarah Belanda pada abad ke-19. Di pintu masuk pulau ini terdapat sebuah prasasti tua. Di pulau ini juga terdapat rumah sakit tua yang dibangun pada 1670. Sayangnya, bangunan rumah tua ini sudah tidak utuh lagi. Namun beton gedung rumah sakit masih berdiri kokoh.
Selain sebagai benteng pertahanan, dulu pulau ini juga dijadikan tempat karantina dan rumah sakit jemaah haji untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Setelah pulang dari ibadah haji, para jemaah harus kembali dikarantina di pulau ini. Sebenarnya, selain untuk tes kesehatan, tujuan penjajah Belanda mengarantina para jmaarh karena khawatir dengan gerakan Islam para jemaah setelah beribadah haji yang akan berpengaruh pada terjadinya pemberontakan.
Ternyata dari sini juga asal mulanya gelar haji diberikan pada orang-orang yang telah menunaikan ibadah haji. Gelar haji hanya ada di Indonesia, karena waktu dulu orang-orang yang sudah kembali dari ibadah haji dan di karantina pemerintah Belanda, akan diberikan gelar haji itu.
Di pulau ini ada sebuah bangunan yang tak beratap dan tak berjendela yang konon dijadikan tempat untuk eksekusi mati para pejuang Indonesia. Sama seperti di Pulau Kelor, benteng Belanda di pulau ini juga berbentuk lingkaran. Tapi tidak seperti benteng Mortello, benteng di pulau ini hanya sebatas benteng pertahanan biasa. Di benteng ini terdapat sejumlah meriam buatan Belgia yang kondisinya sudah berkarat.