Brilio.net - Pepatah yang mengatakan di balik kesuksesan anak ada doa ibu yang menyertai, itu benar adanya. Hal tersebut juga dirasakan oleh seorang Hadi Susanto. Tak pernah terbayangkan olehnya dari anak desa yang tidak punya apa-apa kini menjadi salah satu doktor matematika di Inggris.
Hadi tumbuh di keluarga yang sangat sederhana, ayah ibunya hanyalah pedagang kain di pasar tradisional. Setiap harinya Hadi harus mengayuh sepeda berkilo-kilometer menuju sekolahnya di SMAN 2 Lumajang, padahal saat itu teman-teman lainnya banyak yang sudah menggunakan transportasi motor. Meski begitu, semangat Hadi untuk terus menuntut ilmu tak pernah surut.
Masalah terjadi saat bisnis kain orangtuanya mengalami kebangkrutan. Padahal saat itu juga Hadi baru lulus SMA dan akan melanjutkan kuliah. Sempat terpikir olehnya untuk tidak berkuliah saja dan memutuskan untuk bekerja membantu orangtua. Namun sang ibu terus mendorongnya untuk lanjut kuliah.
“Ibu yang lebih kuat mendorong saya untuk melanjutkan sekolah tanpa memikirkan biaya,” ungkap Hadi Susanto kepada brilio.net, Kamis (21/5). “Satu kekurangan sekaligus kelebihan beliau adalah beliau tidak memikirkan terlalu jauh dalam meminjam uang untuk kebahagiaan anak-anak beliau.”
“Pesan beliau ketika saya bilang saya akan berhenti tidak melanjutkan kuliah, 'kamu tidak usah memikirkan biaya, yang penting kamu sekolah sampai lulus'. Pesan ini yang membuat saya justru bertekad untuk tidak meminta uang kepada orangtua,” lanjutnya.
Berkat doa ibu dan kegigihannya tersebut, Hadi berhasil diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan kemudian mendapatkan beasiswa S2 di Belanda dan S3 di University of Massachusetts (Umass), Amherst, Amerika Serikat. Kini Hadi menetap di Inggris bersama keluarga kecilnya dan mengajar sebagai dosen matematika Univesity of Nottingham.