Brilio.net - Sebelas tahun berlalu sejak tsunami mengempaskan Aceh. Ketika mengunjungi Aceh, perasaan getir itu terkadang mungkin masih terasa. Di Aceh sendiri, terdapat museum yang menyimpan peninggalan-peninggalan bencana tsunami 11 tahun yang lalu. Namanya adalah Museum Tsunami Aceh.
Tidak lengkap rasanya, bila berkunjung ke Aceh tanpa mengunjungi Museum Tsunami. Tetapi tak hanya sejarah tsunami saja yang nantinya dapat kamu lihat di museum ini, sebab ada fakta-fakat tersembunyi tentang Museum Tsunami yang tak banyak orang ketahui. Berikut ini adalah fakta-fakta tentang Museum Tsunami yang telah dikumpulkan brilio.net dari berbagai sumber, Sabtu (26/12).
1. Rancangan Ridwan Kamil
foto: rooang.com
Nama Ridwan Kamil terkenal sebagai wali kota Bandung, namun banyak yang lupa kalau Museum Tsunami Aceh adalah salah satu karyanya. Sebelum menjadi wali kota Bandung, Ridwan Kamil sendiri merupakan seorang dosen jurusan arsitektur di ITB. Ridwan Kamil memenangkan 'Sayembara Merancang Museum Tsunami Aceh' yang diselenggarakan oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias pada 17 Agustus 2007. Museum Tsunami Aceh terbuka untuk umum pada 8 Mei 2009.
2. Bangunannya mempunyai dua makna
foto: rooang.com
Bila diperhatikan dari atas, museum ini merefleksikan gelombang tsunami, tapi bila dilihat dari samping (bawah) tampak seperti kapal penyelamat dengan geladak yang luas sebagai escape building.
3. Didanai miliaran rupiah
foto: softdronk.blogdetik.com
Museum ini dibangun oleh BRR NAD-NIAS setelah perlombaan desain yang dimenangkan M Ridwan Kamil, dosen ITB dan berhak atas dana Rp 100 juta. Museum ini sendiri menghabiskan 140 miliar untuk pembangunannya.
4. Seolah-olah merasakan tsunami
foto: rooang.com
Tidak hanya berfungsi sebagai monumen peringatan tsunami, namun pengunjung yang datang seolah dapat merasakan kejadian tsunami Aceh 11 tahun silam. Di dalamnya terdapat lima ruang tematik yang punya pesan masing-masing.
5. Ada nama para korban
foto: rooang.com
Tsunami Aceh 2004 memakan korban jiwa hingga ratusan ribu, menyisakan nama korban dan keluarga yang ditinggalkan. Ada satu ruangan bernama Space of Sorrow atau Sumur Doa, dimana pengunjung dapat melihat nama para korban Tsunami Aceh 2004. Berbagai nama korban tertera menempel di dinding ruangan Space of Sorrow.
6. Atap berbentuk gelombang laut
foto: rooang.com
Apabila dilihat, atap Museum Tsunami Aceh terlihat menyerupai gelombang laut. Unik memang, dari luar saja kamu sudah dapat melihat esensi dari museum ini yang berfungsi sebagai monumen peringatan Tsunami Aceh tahun 2004. Suasana tsunami pun makin hadir saat pengunjung masuk ke Space of Fear, dimana pengunjung dapat merasakan suasana tsunami di lorong sempit yang dihiasi oleh suara gemericik air.
7. Desain dasarnya rumah panggung Aceh
foto: rooang.com
Asal-muasalnya, Museum Tsunami Aceh mengambil ide dasar Rumoh Aceh. Nuansa Rumoh Aceh pun tampak pada lantai pertama museum yang dibuat menyerupai rumah panggung, dimana merupakan rumah tradisional orang Aceh. Ridwan Kamil memang menyelipkan berbagai unsur Aceh, Islam, hingga bencana Tsunami Aceh 2004 ke dalam desain bangunannya.
8. Juga sebagai tempat perlindungan tsunami
Desain Museum Tsunami Aceh disebut 'Rumoh Aceh Escape Hill'. Hebatnya, museum tersebut tidak hanya berfungsi sebagai monumen peringatan, tapi sebagai tempat perlindungan dari bencana tsunami. Berkaca dari tragedi Tsunami Aceh 2004, Ridwan Kamil membuat taman berbentuk bukit yang dapat dijadikan lokasi penyelamatan apabila bencana tersebut terjadi lagi di masa mendatang. Atapnya yang landai dimaksudkan untuk menampung penduduk.