Brilio.net - Hati merupakan salah satu organ vital yang ada pada tubuh manusia. Dengan berat sekitar 1,3 kg pada orang dewasa, hati memiliki fungsi sangat penting dalam tubuh, antara lain memproduksi protein, memecah nutrisi dari makanan menjadi energi, menyimpan vitamin dan mineral, memproduksi cairan empedu, membantu tubuh menghalau bakteri, dan menyingkirkan racun dari tubuh. Tidak seperti organ tubuh yang lain, keunikan hati adalah mempunyai sifat meregenerasi atau bisa tumbuh kembali.
Sebagai organ vital, hati merupakan salah satu organ yang rentan terhadap serangan penyakit. Berbagai penyakit yang mengancam kesehatan hati seperti, hepatitis, pengerasan hati, sampai kanker hati. Salah satu solusi dalam dunia kedokteran untuk menyembuhkan penyakit hati kronis adalah transplantasi hati.
Transplantasi hati pertama kali dilakukan oleh Thomas Starzl di University of Colorado pada tahun 1963. 20 tahun setelah tindakan transplantasi pertama, National Institutes of Health Concensus Development Conference pada tahun 1985 menyatakan transplantasi hati sebagai tindakan terapeutik yang akan dipergunakan secara luas dalam dunia kedokteran modern.
Transplantasi hati umumnya dilakukan ketika organ hati mengalami gagal fungsi misalnya akibat infeksi akut yang terjadi tiba-tiba atau komplikasi yang muncul dari obat-obatan. Baru-baru ini Indonesia dihebohkan dengan seorang ibu yang mendonorkan hati untuk putrinya yang terjadi di Yogyakarta. Di Indonesia sendiri ini bukan kasus yang pertama. Sebelumnya ada kisah Nisa Zahra (18) yang mendonorkan hati nya untuk sang ayah Abdul Mukri (44), yang menderita hepatitis B.
Bagi kamu yang belum tahu fakta-fakta tentang transplantasi hati khususnya di Indonesia, berikut fakta-fakta tentang transplantasi hati yang telah brilio.net rangkum, Jumat (13/11) dari berbagai sumber.
1. Tahapan yang nggak mudah
foto: gleneagles.com
Transplantasi hati tergolong operasi besar yang memakan waktu 6 sampai 12 jam. Tahapa-tahapannya pun nggak main-main, dari awal hingga akhir bisa menempuh waktu selama 1 tahun. Dimulai dari mencari donor. Donor sendiri terdiri dari 2 macam, donor dari orang yang sudah meninggal atau donor hidup yang tentunya memiliki kriteria tertentu.
Selanjutnya penilaian pra-transplantasi, di mana pendonor dan penerima harus melalui penilaian untuk mengonfirmasi kecocokan hati. Kedua pihak dinilai kesehatan umumnya untuk memastikan bahwa mereka akan dapat menjalani operasi transplantasi serta mengetahui risiko-risiko yang akan terjadi. Setelah itu, operasi transplantasi dapat dilakukan dengan mengambil hingga 60% bagian hati dari pendonor.
2. Kriteria pendonor
foto: healthworks.my
Dikutip dari emedicinehealth.com, donor dapat dicari dari anggota keluarga, teman dekat, atau bahkan seseorang yang telah secara sukarela mendaftar untuk menjadi donor. Kriteria yang dibutuhkan antara lain kondisi kesehatan yang prima, golongan darah yang sama dengan penerima donor, berusia antara 18 tahun hingga 60 tahun, serta profil ukuran tubuh sama atau lebih besar dari penerima donor. Selain itu, pendonor juga nggak boleh dari orang yang aktif meminum alkohol, memiliki masalah kesehatan pada paru-paru dan jantung, serta penderita HIV.
3. Proses pemulihan yang lama
foto: 123rf.com
Untuk memastikan pemulihan total bagi si pendonor dan penerima, perawatan pasca-transplantasi sangat penting. Untuk donor, hal yang paling penting adalah untuk memastikan bahwa tidak ada infeksi setelah operasi. Untuk penerima, juga penting untuk memastikan bahwa tubuh mereka tidak menolak organ baru.
Salah satu faktor yang menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih setelah operasi transplantasi hati, yaitu seberapa parah kondisi pasien sebelum operasi. Umumnya untuk benar-benar sembuh diperlukan waktu sekitar 6 bulan hingga satu tahun.
4. Risiko yang nggak ringan
foto: blog.credihealth.com
Pengobatan dengan cara transplantasi tidaklah bebas risiko. Ada dua risiko komplikasi yang paling sering ditemui setelah tindakan transplantasi hati. Yang pertama adalah terjadinya penolakan pada tubuh penerima. Ini terjadi karena imunitas tubuh penerima menganggap hati hasil transplantasi adalah benda asing yang harus dilawan. Untuk menangani ini, dokter biasanya memberikan obat anti penolakan transplantasi hati kepada penerima.
Yang kedua adalah risiko rentan terhadap serangan infeksi. Ini terjadi karena obat anti penolakan transplantasi hati yang baru diberikan akan menekan imunitas tubuh, sehingga dapat memperbesar risiko infeksi. Selain itu, risiko yang mengancam pasca operasi antara lain terjadinya perdarahan, komplikasi saluran empedu, penggumpalan darah, hingga masalah dengan ingatan.
5. Peluang keberhasilan
foto: berkeley.edu
Dikutip dari emedicinehealth.com, peluang keberhasilan operasi transplantasi hati dengan melibatkan donor hidup berpeluang lebih besar menyelamatkan pasien sebesar 80 hingga 90 persen. Sedangkan peluang hidup setelah 1 tahun pasca operasi adalah sekitar 90 persen untuk pasien yang tinggal di rumah dan sekitar 60% bagi mereka yang sakit kritis pada saat operasi.
Pada 5 tahun selanjutnya, tingkat kelangsungan hidup adalah sekitar 80%. Tingkat peluang hidup pasien bisa meningkat dengan penggunaan obat imunosupresif yang sesuai dengan prosedur.
6. Biaya besar
foto: stateofdisparity.org
Salah satu kendala yang paling sering terjadi dalam transplantasi hati adalah biaya yang mahal. Ini terjadi karena untuk transplantasi hati sendiri dibutuhkan ruangan operasi dan alat-alat khusus. Selain itu pemberian obat dan perawatan selama pemulihan juga akan membuat biaya menjadi lebih besar. Dalam kasus terbaru yang terjadi Yogyakarta, pasien transplantasi bernama Adelia Dwi Cahyo menghabiskan biaya hingga Rp 1,5 miliar.
7. Nggak bisa berhubungan seks selama 6 bulan
Dibutuhkan waktu hingga 6 bulan bagi pasien untuk proses pemulihan. Pada masa ini, pasien wajib beristirahat dan nggak boleh melakukan aktivitas berat termasuk juga berhubungan seksual.
Recommended By Editor
- Mereka adalah orang Indonesia yang hidup dengan hati orang lain
- Makan pakai tangan lebih menyehatkan & bikin tubuh ramping
- Pengonsumsi minuman energi lebih berisiko terkena penyakit jantung
- Tak perlu panik jika hal-hal ini terjadi pada 'miss V'
- 7 Kebiasaan fashion yang justru menyakiti kamu, ladies
- Kamu susah buang air besar? Coba 14 makanan ini dijamin lancar