Brilio.net - Banyaknya perangkat lunak gadget yang dibuat di Indonesia mengharuskan adanya orang yang dapat mengontrol kualitas software tersebut sebelum meluas di pasaran. Begitu pula pada software video game. Sebelum menjadi game yang ciamik di smartphone kamu, game itu harus melewati kontrol ketat di perusahaan pembuat game.
Pengontrol kualitas game ini lebih dikenal dengan sebutan game tester. Banyak orang yang berebutan ingin mendapatkan posisi tersebut. Mereka teriming-iming dengan adanya rumor kerja di posisi itu enak dan duitnya banyak. Siapa yang nggak ngiler coba kalau kerjaan seorang game tester hanya duduk main game seharian tapi digaji.
Saat brilio.net berkunjung ke dapur Gameloft Indonesia (30/4), didapatkan fakta bahwa pekerjaan game tester itu tak seremeh yang diasumsikan orang selama ini. Sama dengan pekerjaan lainnya, pekerjaan game tester juga membutuhkan keahlian. Orang-orang yang mendapatkan posisi ini justru adalah orang-orang yang memiliki kualitas tinggi.
Seorang game tester itu harus menyimak detail dari gambar hingga bahasa yang ditampilkan dalam video game yang dimainkan. "Kecacatan sekecil apa pun yang masih ada dalam game harus ditemukan dan dilaporkan. Misal pada level tertentu suatu karakter memiliki tanduk dua, ternyata pada level berikutnya karakter itu punya tiga tanduk. Nah hal-hal sepele seperti itu juga harus dilaporkan. Banyak orang yang sudah biasa main game, tapi kurang memperhatikan hal-hal seperti itu," ungkap Asteria Agusti Rani, Communication Specialist PT Gameloft Indonesia.
Hal lainnya yang bikin kamu melongo adalah seorang game tester ini harus fasih berbahasa Inggris. Ini nilai plus yang mungkin nggak dimiliki semua orang. "Game tester harus menyampaikan report setelah proses testing selesai. Detail-detail yang ada dalam game, ada tidaknya cacat harus disampaikan dalam bahasa Inggris," tuturnya lagi. Jadi sekarang kamu sudah tau kan menjadi game tester itu nggak sekadar main game doang.