Brilio.net - Memiliki banyak keterbatasan memang tidak seharusnya melunakkan semangat seseorang mengejar cita-citanya. Banyak memang kisah yang membuktikan bahwa setiap cita-cita akan tercapai dengan fokus dan usaha yang keras. Salah satunya adalah yang diceritakan Henry, pria kuli panggul yang memiliki penghasilan USD 1.000/bulan (Rp 13 juta) dari Google.
Pria asal Kendari yang kesehariannya bekerja sebagai kuli panggul di Makassar ini berhasil mendapatkan penghasilan luar biasa setelah bekerja keras membuat aplikasi yang dibagikannya di Android Play Store. Setelah menunggu selama sebulan, akhirnya gaji USD 1.000/bulan pertama dari Google berhasil Henry dapatkan.
Henry mengatakan bagi teman-temannya, mungkin nilai USD 1.000/bulan itu sudah lumrah, tapi baginya itu adalah jumlah yang sangat besar. Baginya jumlah uang tersebut seumur-umur merupakan nilai yang paling besar dari sekian pekerjaannya, mulai dari menjajakan buku-buku hingga sekarang menjadi buruh panggul di pelabuhan Makassar.
Dulu, Henry mengira nilai tersebut merupakan kemusatahil. Namun dengan kerja keras, pengorbanan, kesabaran, dan fokus. Berbagai rintangan dapat ia lalui, mulai dari pembagian waktu, kekurangan finansial, dan tentu saja kepercayaan diri yang sering drop. "Maklum kalo siang saya jadi kuli panggul di pelabuhan," tutur Henry.
Mungkin bagi orang lain yang mempunyai finansial yang cukup dan memiliki latar belakang pendidikan yang memadai, tidak akan sesulit jalan yang harus Henry jalani. Henry masih ingat betul awalnya 10 bulan lalu untuk pertama kalinya belajar membuat aplikasi/game untuk Android Play Store, ia hanya memiliki laptop jadul dengan kapasitas RAM 1 GB saja. Namun berkat saran dari teman-temannya di ADM (Android Developer Makassar), akhirnya Henry mengganti laptop tersebut dengan RAM 2 GB yang masih ia pakai sampai sekarang.
"Untuk membeli Akun Google Developer-pun, saya harus menyisihkan penghasilan dari menjadi buruh panggul selama beberapa hari. Saya bahkan sempat putus asa mengerjakan itu semua, bahkan seringkali muncul di benak saya 'apakah saya mampu?' tapi keraguan itu terus saya tepis dengan terus bekerja keras dan pantang menyerah," kata Henry
Bahkan sepulang kerja dari memikul sejak pagi hingga sore, Henry masih menyempatkan duduk depan laptop 4-6 jam untuk terus belajar. Henry pun terkadang cuma merasa heran jika melihat orang yang sudah dibekali dengan finansial yang cukup dan memiliki modal pendidikan yang mumpuni, tapi masih saja sering mengeluh dan putus asa untuk mencapai tujuannya.
Henry bertanya dalam benak hatinya, apakah mereka harus menjalani hidup seperti yang saya lalui dulu untuk bisa sukses? "Saya yakin anda tidak perlu menjadi seperti saya, dan saya pun tidak perlu menjadi seperti Anda. Cukup kembangkan apa yg memang menjadi potensi dari diri kita masing-masing. Modal kuat yang saya punya hanyalah kerja keras, sabar dan fokuss," imbuhnya.
Ia menuturkan, status yang dibuat di akun sosialnya tersebut, bukan untuk pencitraan, berbangga diri, ataupun menyinggung seseorang. Henry hanya berharap curhatannya tersebut bisa menjadi inspirasi untuk teman-temannya yang belum mencapai hal yang diimpikan.
"Tidak ada yang mustahil jika kita mau berusaha, yang mustahil itu jika Anda mengharapkan sesuatu tanpa ingin bekerja dengan kera untuk mencapainya. Saya lebih memilih menjadi seorang yang kurang pintar dan hanya memilik satu ide tapi fokus mengerjakan ide tersebut, daripada menjadi seorang yang pintar yang memiliki 100 ide, tapi tak satupun yang dikerjakan," pungkas Henry dalam ceritanya, seperti dikutip brilio.net, Sabtu, (22/8) dari akun sosialnya.