Brilio.net - Muhammadiyah adalah salah satu organisasi massa Islam terbesar yang ada di Indonesia. Organisasi ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Kampung Kauman Yogyakarta. Ahmad Dahlan muncul sebagai sosok yang peduli dengan kondisi yang sedang terjadi di masyarakat pribumi khususnya masyarat muslim. Organisasi ini baru saja melaksanakan muktamar yang ke-47.
Lima tahun setelah berdirinya Muhammadiyah, tepatnya pada tahun 1917, istri Ahmad Dahlan mendirikan organisasi yang memberdayakan wanita-wanita muslim dengan nam Aisyiyah. Siti Walidah terkenal gigih berjuang untuk hak perempuan dan pemberdayaan perempuan. Organisasi yang mengambil nama istri Nabi Muhammad itu sebenarnya dimulai dari sebuah perkumpulan gadis-gadis Kauman yang terdidik lalu bergerak menjadi sebuah organisasi yang memiliki badan hukum.
Setelah 96 tahun kisah KH Ahmad Dahlan memimpin Muhammadiyah dan istrinya Siti Walidah memimpin Aisyiyah, kini sejarah tersebut kembali terulang di Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah yang berlangsung di Makassar. Pada Kamis (6/8), hasil dari Muktamar Muhammadiyah mengumumkan bahwa Haedar Nashir menjadi Ketua Umum Muhammadiyah dengan perolehan 1947 suara dan mengalahkan 13 calon lainnya.
Tidak berselang lama, Muktamar Aisyiyah juga menghasilkan keputusan Siti Noordjannah sebagai Ketua Umum Aisyiyah. Siti Noordjannah mendapatkan suara sebanyak 1479 dan mengalahkan enam calon ketua umum lainnya. Sehingga jadilah pasangan suami istri ini akan mengemban amanah untuk memimpin organisasi ini.
Fenomena pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah yang diemban pasangan suami istri ini merupakan yang kedua setelah yang pertama terjadi pada KH Ahmad Dahlan dan Siti Walidah. Warga Muhammadiyah tentu berharap kesuksesan Ahmad Dahlan-Siti Walidah kembali diulang oleh Haedar Nashir dan sang istri.
Recommended By Editor
- Dosen favorit itu sekarang menjadi ketua umum Muhammadiyah
- 5 Tokoh legendaris yang nggak bakal kamu lupa gara-gara kumisnya
- Ini lima orang pengusul lambang dalam Pancasila di burung Garuda
- Keikhlasan Buya Hamka, maafkan Pramoedya & bersyukur karena dipenjara
- Bagaimana jahilnya Buya Hamka kecil? Kisah ini bikin geleng-geleng
- Kisah cinta Jenderal A Yani, tertambat pada ibu guru mengetik