Brilio.net - Alat tulis satu ini sudah kerap digunakan, terutama di kampus dan perkantoran. Spidol relatif lebih nyaman digunakan karena tak menimbulkan debu seperti kapur tulis. Tahukah kamu perjalanan produksi spidol itu hingga kini? Berikut brilio.net sajikan untukmu.
Dikutip dari buku Asal-usul Benda-benda di Sekitar Kita Tempo Doeloe yang ditulis Zaenuddin HM, Senin (3/8), spidol pertama kali diciptakan oleh Sidney Rosenthal pada 1952, berupa botol kaca jongkok berisi tinta yang ujungnya merupakan serat wol. Sidney menamai temuannya ini 'magic marker' karena bisa ditulis pada permukaan apapun.
Tokyo Stationary Company di Jepang memproduksi pena modern berujung serat dari bambu yang digagas oleh Yukio Horie. Produk ini terinspirasi dari magic marker. Pada 1963, meneruskan penemuan Horie, The Avery Dennison Corporation (ADC) menemukan tinta tembus pandang dengan merek dagang Hi-Liter yang punya beberapa warna. Lalu pada 1971, perusahaan kosmetik dan alat tulis Stabilo asal Jerman menyaingi ADC yang kini menjadi perusahaan highlighter terbesar.
Pada tahun 1989 Sidney Rosenthal menjual merek magic marker ini kepada perusahaan produsen krayon ajaib Crayola, Binney & Smith sebab perusahaan produsennya, Sidney's Magic Marker tak mampu bersaing dengan inovasi produk lain.
Dua tahun kemudian, Binney & Smith mengeluarkan produk spidol yang lebih kecil ukurannya. Baru pada tahun 1996 tercipta produk spidol yang bisa dihapus, seperti yang biasa kamu lihat saat ini.