Brilio.net - Indonesia kembali mengukir prestasi, seorang pelari lintas alam dalam kondisi ekstrem asal Indonesia bernama Hendra Wijaya, berhasil menjadi pelari pertama dari Indonesia yang berhasil melewati ekstremnya cuaca Kutub Utara. Dirinya menggatakan bahwa perjalanannya beberapa pekan lalu adalah hal sulit dilakukan oleh manusia biasa.
Bagaimana tidak, dirinya harus berlari menempuh jarak 566 kilometer di Kutub Utara selama delapan hari, sejak 20-28 Maret 2015, dalam acara Likeys 6633 Ultra. Acara tersebut merupakan salah satu ajang lari lintas alam paling ekstrem di dunia.
Prestasinya tersebut langsung menobatkan Hendra menjadi orang Indonesia pertama yang melintasi sejauh 566 kilometer dengan berlari di Kutub Utara yang suhunya sangat ekstrem, sekitar -15 derajat hingga -20 derajat celcius.
Dari 27 atlet yang berasal dari 12 negara, hanya delapan peserta, termasuk Hendra, yang berhasil menyelesaikan lomba hingga finish. Sisanya gagal karena kelelahan hingga cidera akibat cuaca yang sangat dingin.
Hendra sudah menjelajahi berbagai negera untuk lomba lari. Uniknya, kecintaan Hendra pada olahraga lari ini baru muncul setelah dirinya mengalami lumpuh pada kedua tangannya akibat kecelakaan sepeda tahun 2008. Sebelumnya, lari adalah olahraga yang tidak dia sukai.
Kecelakaan tersebut hampir membuatnya putus asa. Tapi, dia kemudian menjalani terapi dengan harus banyak beraktivitas, salah satunya lari. Dia pernah lari bolak-balik 400-500 kali di garasi sepanjang 25 meter di rumahnya. Dari sanalah dia mulai jatuh cinta pada olahraga lari.
Hendra memutuskan mengikuti lomba lari Sundown Ultra Marathon sejauh 100 km untuk pertama kalinya. Hingga saat ini, Hendra mengaku sudah mengikuti lomba lari ke berbagai negara seperti Singapura, Oman, dan Thailand.
Saat ini, Hendra mengaku sedang sibuk mempersiapkan dirinya di ajang olahraga bernama TransSumbawa untuk lomba lari menanjaki Gunung Tambora sejauh 200 mil. "Sekarang saya di Sumbawa untuk acara lari Tambora menyambut dunia, memperingati 200 tahun meletusnya Tambora," ujarnya kepada brilio.net, Selasa (7/4).
Kisah Hendra ini telah membuka mata kita bahwa dari kekurangan bisa berubah menjadi kekuatan apabila kita bisa mengelolanya. So, kamu jangan pernah minder dengan kekuranganmu, sebaliknya jadikan itu pelecut semangat untuk membuktikan diri bahwa kamu bisa lebih baik lagi.