Brilio.net - Laptop atau komputer memang saat ini menjadi barang yang wajib dipunyai oleh setiap mahasiswa. Tugas yang diberikan dosen setiap hari tentunya membuat setiap mahasiswa untuk siap sedia di depan laptop. Namun hal tersebut ternyata pernah menjadi permasalahan bagi Hudha.
Dengan kondisi perekonomian yang pas-pasan, Hudha tak berani untuk meminta laptop kepada ayahnya. Padahal saat itu ada banyak tugas dosen dan draft novel yang harus dia selesaikan.
"Semester awal saya belum punya laptop, saya biasa mengerjakan tugas di warnet dekat kos, kadang pinjam laptop teman satu kos. Karena merasa kurang fleksibel akhirnya saya memutuskan untuk menabung untuk membeli laptop," papar Hudha kepada brilio.net, Senin (16/3). "Suatu hari saya iseng update status di Facebook buat beli laptop, salah satu dosen membaca status Facebook saya, eh besoknya disuruh menghadap beliau dan beliau memberi saya uang untuk tambahan beli laptop."
Pria asal Sukoharjo, Jawa Tengah bernama lengkap Hudha Abdul Rohman ini berhasil membuktikan bahwa kondisi ekonomi yang pas-pasan tak menghalangi untuk berprestasi. Dalam wisuda November 2014, anak penjual makanan keliling dari satu SD ke SD lain sekolah ini berhasil menjadi wisudawan terbaik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dengan indeks prestasi komulatif (IPK) 3,86.
Saat ini pria yang pernah menjadi mahasiswa pertukaran di Malaysia ini mengaku tengah dalam proses melanjutkan S2 di bidang ilmu kesusastraan. "Cita-cita saya ingin menjadi pendidik yakni dosen, Alhamdulillah saya mendapat beasiswa S2 LPDP di mana setelah lolos nanti bisa mengabdi sebagai dosen di penjuru Indonesia," pungkasnya.