Brilio.net - Siapa yang tak ingin melanjutkan sekolah di luar negeri, apalagi dengan beasiswa. Beragam beasiswa luar negeri yang diberikan beberapa institusi baru-baru ini tengah dibuka dan akan seleksinya akan dimulai awal tahun 2016 ini. Sebut saja beasiswa Kementrian Keuangan lewat program LPDP dan beasiswa Australia Awards.
Nah, kalau kamu bersemangat mengikuti seleksi untuk mendapatkan beasiswa, kamu harus menerapkan tips-tips wawancara beasiswa ala I Made Andi Arsana, salah satu peraih beasiswa Australia Awards yang juga penulis buku Batas Maritim, Guru Kangguru, dan Keliling Dunia. Made Arsana membagikan tips berburu beasiswa yang dihimpun brilio.net dari website pribadinya madeandi.com, Selasa (2/2).
1. Antara percaya diri dan sombong
foto: cheekyscientist.com
Menurut Made, percaya diri itu penting. Penting sekali. Meski begitu, percaya diri bisa muncul sebagai kesan kesombongan jika kamu tidak berhati-hati. Perlu diingat bahwa kamu tidak sedang bersaing dengan pewawancara. Mereka adalah orang yang menentukan apakah kamu akan lolos atau tidak. Memang penting untuk terlihat menguasai dan mumpuni di bidang tertentu tetapi pahamilah, tidak ada satu orangpun yang rela dan senang dipermalukan atau dianggap atau diperlakukan lebih rendah. Pewawancara juga demikian.
2.Canggung dan kikuk
foto: adictivomagazine.net
Bagi Made, canggung dan kikuk itu penyakit banyak orang. Jangankan untuk menghadapi wawancara dengan seorang professor bule dari luar negeri, untuk menyapa tetangga di samping rumah saja mungkin ada yang tidak mampu. Tapi Made percaya, canggung dan kikuk bisa dihilangkan dengan memaksa diri. Kita harus rela menyiksa diri berada pada posisi yang sangat tidak enak pada awalnya karena hanya dengan itulah kita akan terbiasa.
3. Berlatih ngobrol
foto: tristarmedicalgroup.com.au
Wawancara adalah ngobrol. Ya, memang sesederhana itu. Kalau kamu tidak terbiasa ngobrol dengan orang lain, wawancara bisa jadi proses yang rumit dan menyeramkan. Ngobrol secara verbal bisa jadi merupakan hal yang semakin jarang dilakukan dewasa ini. Kehadiran ICT mengubah cara kita berkomunikasi. Sangat mungkin menemukan seorang anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya di depan komputer atau tablet, diam tidak berbicara tetapi dia merasa melakukan banyak hal. Kebiasaan seperti ini membentuk kepribadian yang miskin kosakata verbal. Ini belum tentu hal buruk dan tidak berarti orang yang demikian itu tidak pintar. Masalahnya, ketika harus menghadapi wawancara verbal yang konvensional, orang-orang semacam ini akan mengalami kendala.
4. Wawancara bukan interogasi
foto: greenlightrecruitment.co.nz
Wawancara memang bukan interogasi. Kamu bukan orang yang bersalah dan diminta pertanggungjawabannya. Kamu adalah orang yang punya gagasan bagus dan kini ada orang yang tertarik dengan gagasan itu sehingga ingin bertanya lebih jauh. Itulah wawancara. Wawancara juga bukan ujian oral sehingga kamu tidak perlu terlalu khawatir tidak bisa menjawab pertanyaan dengan presisi dan akurat.
5. Pengetahuan umum
foto: papasemar.com
Topik atau jurusan kamu bisa jadi sangat spesifik. Bisa juga topik spesifik lain. Meski topik studinya spesifik, kamu sebaiknya memahami isu-isu umum yang dihadapi masyarakat.
6. Sopan santun universal
foto: everydayinterviewtips.com
Bagi Made, sopan santun ini memang agak rumit. Setiap negara punya standart yang berbeda masalah sopan santun. Meski demikian, ada hal-hal universal yang bisa dipahami dan dilakukan sebagai wujud sopan santun universal. Sopan santun ini terkait erat dengan kepercayaan diri. Jika tidak percaya diri maka sopan santun akan muncul sebagai bentuk kecanggungan atau malah ketakutan. Alih-alih menjadi terlihat sopan, kamu bisa terlihat tidak percaya diri, takut, atau menghamba-hamba pada pewawancara. Mudah untuk merasa kecil, merasa rendah dan merasa tidak berarti jika kamu menghadapi ‘orang besar’ atau ‘orang pintar’.
7. Penuh perhatian
foto: cosmopolitan.co.id
Dalam wawancara atau obrolan dengan orang lain, penting untuk tampil penuh perhatian. Salah satu wujudnya adalah dengan menatap mata orang yang sedang bicara. Bisa menambahkan senyum wajar di saat tertentu atau anggukan kepala pertanda mengerti atau mengamini satu pernyataan. Gerakan alis dan mata juga sangat membantu. Hindari menjadi orang yang datar dan tanpa ekspresi. Orang yang berbicara pada kamu perlu tahu apakah kamu mengerti atau tidak. Dia juga perlu tahu apakah ucapannya berkenan atau tidak. Menjadi orang yang berwajah datar membuat pewawancara ‘bingung’ sehingga tidak bisa ‘intim’ dengan kamu dan itu bisa merusak suasana wawancara.
Recommended By Editor
- Fakta tak terduga ini buktikan customer service itu penuh risiko
- Tips jitu dapat pekerjaan sesuai dengan impianmu!
- Sejak berhenti dari pekerjaan, Dwi rindu teman-temannya sekantor
- Salah satu syarat masuk ke perusahaan ini adalah wangi!
- Kamu nggak mau gagal saat wawancara kerja? Hindari 10 kesalahan ini