Brilio.net - Menjadi seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) banyak dilakoni masyarakat Indonesia. Mereka tersebar di beberapa negara di wilayah Asia, Timur Tengah hingga Amerika. Sebagai perantau, tentu mereka juga memiliki mimpi untuk bisa mandiri kelak sepulang bekerja di luar negeri. Hal tersebut yang tampak dari beberapa TKI di Taiwan.
Puluhan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan antusias mengikuti pelatihan pemandu wisata yang digelar Kantor Dagang dan Ekonomi (KDEI) Taipei, Minggu (13/12). Para TKI bertekad, sepulangnya merantau sebagai TKI mereka dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri di Indonesia.
Sebanyak 26 TKI dari beberapa wilayah di Taiwan seperti Taipei, New Taipei City, Taoyuan, Hsinchu, dan Taichung mengikuti pelatihan pemandu wisata di KDEI Taipei. Pelatihan digelar sehari penuh dan terbagi dalam dua sesi, yaitu teori tentang kepariwisataan dan pemandu wisata serta praktik.
Saya sudah lima tahun di Taiwan. Saya sangat berminat menjadi pemandu wisata, ujar Sarwendah TKI asal Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah seperti dikutip brilio.net dari siaran pers Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia-Taipei, Minggu (13/12).
Sarwendah, menuturkan, ini adalah kali pertama dirinya mengikuti pelatihan tersebut. Meski belum perpengalaman, namun TKI ini tampil penuh percaya diri mempresentasikan keindahan Candi Borobudur di depan puluhan peserta pelatihan. Dengan bekal lima tahun sebagai TKI di Taiwan, Sarwendah mempresentasikan megahnya Candi Borobudur dalam dua bahasa yaitu Mandarin dan Indonesia. Mengingat peserta pelatihan pemandu wisata rata-rata telah mahir berbahasa Mandarin, karenanya mendengarkan ataupun menyampaikan presentasi dalam bahasa Mandarin bukanlah masalah besar.
Antusias yang tinggi tampak dari beberapa TKI yang penuh semangat mengenalkan wisata andalan kampung halamannya, Herpianti Togatorop misalnya. Dia fasih mempresentasikan keelokan Danau Toba secara historis, geografis, lengkap dengan mitos-mitosnya. Peserta lainnya, Betty Artanita, usai presentasi mengenai Pulau Bali langsung mendapat tepuk tangan gemuruh. Pasalnya, presentasi cukup panjang dari dara asal Ngawi, Jawa Timur ini disampaikan dalam tiga bahasa yakni Mandarin, Inggris, dan Indonesia.
Keinginan kalian mengubah nasib, tidak ingin selamanya jadi TKI di negeri orang, itu hal yang sangat luar biasa. Kalian orang-orang istimewa. Teruslah belajar, ujar Analis Ketenagakerjaan KDEI Taipei, Dwi Anto, saat memberi sambutan di depan puluhan TKI atas kebanggannya.
Menurutnya, para TKI yang memiliki kesadaran untuk mengubah nasibnya adalah TKI yang luar biasa. Pelatihan pemandu wisata dipandu oleh instruktur khusus dari Taiwan yakni Adi Carlo. Yang bersangkutan telah mengantongi lisensi sebagai pemandu wisata dari Kementerian Pariwisata Taiwan sehingga cukup mumpuni berbagi ilmu kepada para TKI.