Brilio.net - Satu di antara banyak pahlawan Indonesia yang patut diteladani adalah Haji Agus Salim, pendiri Sarekat Islam. Haji Agus Salim adalah wartawan, sastrawan, ulama, ahli bahasa, diplomat, dan politikus dengan tinggalan keteladanan yang tak akan lekang oleh zaman. Tindakannya saat itu patut untuk terus dipelajari dan diteladani oleh seluruh masyarakat Indonesia yang tak bisa bertemu langsung dengannya.
"Kepandaiannya luar biasa. Dalam seratus tahun hanya lahir satu manusia semacam itu," puji Bung Hatta.
Haji Agus Salim adalah sosok yang berani. Meskipun tubuhnya kecil, tapi nyalinya sungguh besar. Keberaniannya sama sekali tak sebanding dengan ukuran fisik tubuhnya.
Berikut bukti-bukti yang berhasil dihimpun brilio.net, Rabu (9/12) dari banyak sumber yang menunjukkan bahwa meskipun bertubuh kecil, tapi Haji Agus Salim mempunyai nyali yang sangat besar.
1. Menguasai 9 bahasa, tapi berani hidup melarat.
foto: merdeka.com
Menurut catatan harian Prof Schermerhorn, pemimpin delegasi Belanda dalam perundingan Linggarjati, Haji Agus Salim adalah orang yang sangat pintar. Ia seorang jenius yang mampu menguasai dengan sempurna sedikitnya sembilan bahasa. Tapi hanya satu kelemahan dari Haji Agus Salim, yaitu hidup melarat.
2. Agus Salim lebih baik keluar daripada disetir oleh Belanda.
foto: merdeka.com
Meskipun hidup miskin, tapi nyali Haji Agus Salim sungguh luar biasa. Jika tidak setuju, maka ia tak akan mengubah pendiriannya hanya karena keadaannya yang pas-pasan. Salah satu contohnya, dia memilih keluar dari media yang memaksanya menuruti kemauan pemiliknya, yakni orang Belanda. Padahal saat itu ia harus menanggung hidup 6 anaknya.
Temannya mengejek bahwa tindakannya salah, apa yang ia lakukan justru membuatnya miskin. Namun, dengan sikapnya yang keras kepala dan mendengarkan suara hati, dia justru disegani dan dihormati oleh banyak orang Belanda.
3. Tidak menggurui tapi memberi solusi.
foto: merdeka.com
Suatu ketika, generasi muda yang mendapati kesulitan datang kepadanya untuk meminta solusi. Agus Salim pun dengan tegas memberikan pandangannya kepada anak-anak muda yang sedang menunggu solusi.
"Jawabannya ada di saudara-saudara. Ini persoalan saudara, bukan saya. Lihat anak saya (sambil menunjukkan anak kecilnya), kalau dia kugendong terus, maka tidak akan bisa berjalan. Biarlah dia mencoba berjalan, jatuh sekalipun, maka dia akan beroleh pengalaman,” kata Agus Salim seperti yang dieritakan Natsir pada suatu hari.
4. Agus Salim tak membalas lawan yang mengejeknya dengan emosi.
foto: merdeka.com
Suatu hari dalam sebuah rapat Sarekat Islam (SI), Haji Agus Salim mendapat ejekan dari Muso, tokoh Si Merah yang berhaluan komunis, sedangkan Agus Salim adalah SI Putih.
Dalam buku Mengikuti Jejak H Agus Salim dalam Tiga Zaman karangan Untung S, pada awalnya Muso memulai ejekan itu ketika berada di podium. "Saudara saudara, orang yang berjanggut itu seperti apa?"
"Kambing!" jawab para hadirin.
"Lalu, orang yang berkumis itu seperti apa"
"Kucing!"
Haji Agus Salim sadar sedang menjadi sasaran ejekan Muso karena dialah yang memelihara jenggot dan kumis. Tak ia tak langsung emosi. Saat gilirannya berpidato tiba, ia tak mau kalah. "Saudara-saudara, orang yang tidak berkumis dan tidak berjanggut itu seperti apa?" Hadirin berteriak riuh, "Anjing!"
5. Berani memberitakan tentang penderitaan buruh di pedalaman Jawa, Sumatera, dan kalimantan. Saat itu belum banyak ditemui orang seperti dia.
foto: merdeka.com
Sebagai pemimpin surat kabar Fadjar Asia, Haji Agus Salim berani turun tangan ke lapangan untuk melihat keadaan buruh di pedalaman Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. Dengan berani ia memberitakan tentang keadaan buruh-buruh yang diperas tenaganya dengan upah sangat minim.
Agus Salim sangat sedih melihat rakyat Indonesia dipaksa kerja oleh pemerintah Hindia Belanda. Ia menceritakan bagaimana rakyat dipaksa membuka hutan belukar, diperas tenaganya dari matahari terbit sampai terbenam. Berkat itu, Himpunan Serikat Buruh Belanda (Nederlands Verbond va Vakverenigingen) mengangkat Agus Salim sebagai penasihat penuh di Konferensi Buruh Sedunia (ILO) yang berlangsung di Jenewa.
6. Pidato Agus Salim bikin Amerika terperangah
foto: merdeka.com
Kesempatan bisa bergabung dengan ILO langsung dimanfaatkan baik oleh Agus Salim. Pidato-pidato Agus Salim dalam konferensi itu langsung membuat mata dunia terkaget. Wakil-wakil negara langsung terbelalak mendengar tentang kekejaman yang dilakukan oleh pemerintah Belanda di Indonesia.
Gara-gara pidato Agus Salim itulah, Amerika lalu meninjau kembali politik perdagangannya dengan Belanda. Mereka tak mau lagi membeli hasil perkebunan Hindia Belanda yang diperoleh dari hasil kerja paksa.
7. Lebih baik membakar Indonesia daripada harus kembali ke pelukan penjajah.
foto: merdeka.com
Sikap Agus Salim sangat tegas. ketegasannya itu juga terlihat saat ada seorang wartawan asing yang bertanya kepadanya bagaimana jika Belanda meminta kembali agar Indonesia diserahkan ke Belanda.
"Daripada menyerahkannya kembali kepada Belanda, lebih baik saya bakar Indonesia ini," jawab Agus Salim dengan lantang.
8. Agus Salim bisa membuat kapal Belanda menunggunya dua hari.
foto: youtube.com
Bukan Agus Salim jika tak memiliki keberanian ekstra. Pada tahun 1927 Haji Agus Salim mendapat undangan untuk mengikuti kongres Muktamarul Alami Islamy Farulhim bil Syarqiyah di Mekkah. Tetapi pemerintah Belanda mempersulitnya untuk memperoleh paspor. Setelah mendapatkan paspor, Agus Salim pun masih kesulitan transportasi untuk berangkat ke sana.
Mengetahui hal itu, HOS Tjokroaminoto lalu mengirim telegram kepada perwakilan Kongsi Tiga di Jakarta. Isinya, jika kapal itu berangkat tanpa Haji Agus Salim, tahun depan tidak akan ada seorang pun calon jemaah haji yang akan berangkat dengan kapal Kongsi Tiga. Kapten kapal pun terpaksa menunda keberangkatan selama 2 x 24 jam.
9. Tak terima rakyat Indonesia dipekerjakan saat hari Jumat.
foto:wikipedia
Keberanian Haji Agus Salim seketika muncul saat ia mendengar ada rakyat yang dipaksa berjalan puluhan kilometer untuk bekerja di hari Jumat. Padahal pada hari Jumat masyarakat yang memeluk Islam haru menjalankan ibadah shalat Jumat. Agus Salim yang tak setuju pun mencoba melawan. "Ini merupakan tindakan yang menampar muka umat Islam, merendahkan derajat umat Islam dan menghina agama Islam," kata Agus Salim.
10. Agus Salim tolak pemisahan pria dan wanita.
foto: merdeka.com
Pada tahun 1925, ketika Kongres JIB di Yogyakarta berlangsung, peserta pria dan wanita duduk terpisah dan dihalangi dengan tabir. kala itu perempuan duduk di belakang laki-laki karena terpengaruh kongres perkumpulan Islam yang sering diadakan di Yogyakarta.
Situasi inilah yang membuat Agus Salim gelisah. Saat JIB menggelar kongres kedua di Solo pada akhir 1927, Agus Salim sebagai penasihat JIB langsung memberikan usul soal tabir. "Tidak termasuk di dalamnya bahwa orang perempuan harus dipisahkan, apalagi disendirikan. Bahwa memisahkan orang perempuan itu adat kebiasaan Arab. Adat kebiasaan itu mungkin termasuk kepercayaan golongan Yahudi dan Kristen."
11. Kalah fisik tak menyurutkan keberaniannya.
foto: Koleksi Museum Bronbeek, dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta
Fisiknya yang tak terlalu besar tak membuat keberaniannya surut. Tak hanya berani menghadapi orang pribumi, nyali Agus Salim juga telah teruji dalam menghadapi Belanda dalam hal melawan maupun bernegosiasi. Foto di atas sebagai salah satu buktinya. Foto tersebut diambil pada saat acara pembubaran Koninklijk Nederlands-Indihsce Leger (KNIL) di Indonesia pada 25 Juli 1950 di Jakarta.
Itulah 11 keteladanan dari Haji Agus Salim. Para pemimpin Indonesia seharusnya bisa meniru tindakan Haji Agus Salim yang berani melarat untuk membela rakyat.
Recommended By Editor
- Ini 28 foto awal kemerdekaan yang belum banyak terpublikasi
- Beginilah potret jadul 15 orang terkenal di dunia, termasuk Jokowi
- Melihat dari dekat Radya Pustaka, museum tertua Indonesia di Solo
- Rebut hati Gusti Nurul, pria ini sisihkan 4 tokoh besar republik
- 9 Artis ini pernah perankan tokoh Soekarno, siapa yang paling mirip?