Brilio.net - Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan janji jari kelingking, yaitu saling mengaitkan jari kelingking sebagai tanda perjanjian. Di Amerika Serikat mereka biasa menyebutnya dengan Pinky Swear. Janji jari kelingking tersebut saat ini biasanya hanya digunakan oleh anak-anak kecil.
Namun tahukah kamu, bahwa kebiasaan tersebut ternyata memiliki sejarah tersendiri? Berikut penjelasan soal janji jari kelingking seperti dilansir brilio.net dari stackexchange.com, Jumat (1/5).
Banyak orang mengira janji jari kelingking pertama kali diciptakan di Amerika Serikat, namun kenyataannya tidak demikian. Janji jari kelingking sebenarnya diadaptasi dari Jepang, yang disebut dengan Yubikiri yang artinya memotong jari. Pada tahun 1936 Yukibiri sebenarnya adalah salah satu dari kebiasaan Yakuza di Jepang, ketika seorang yakuza mengingkari kesepakatan dengan kelompoknya maka dia wajib untuk memotong jari kelingkingnya.
Di Jepang sendiri ada lagu anak-anak tentang Yubikiri. Lagunya bersyair 'Yubikiri genman, uso tsuitara hari senbon nomasu' yang artinya 'Janji kelingking, kalau kamu berbohong, aku akan membuatmu menelan seribu jarum.
Inti lagunya adalah mengenai kesepakatan memegang janji kelingking ini. Barang siapa yang berbohong atau melanggarnya, maka harus menelan seribu jarum atau memotong jari kelingkingnya. Terdengar seram untuk lagu anak-anak sebenarnya.
Pada tahun 1860, janji jari kelingking tersebut mulai dikenal di Amerika Serikat, bahkan dimasukkan ke dalam Bartlett's Dictionary of Americanisms. Sejak saat itu juga lah janji jari kelingkin mulai dikenal di negara-negara lain di dunia begitu juga Indonesia.