Brilio.net - Kamu pernah mendengar istilah 'setali tiga uang'? Ya, kadang istilah ini digunakan dalam berbicara sehari-hari. Setali tiga uang dimaksudkan sependapat atau sama. Tapi pernah gak kamu berpikir sebenarnya dari mana asal istilah tersebut? tali dan uang apa hubungannya dengan kata sependapat?
Begini, sebelum terjadinya perubahan nominal uang rupiah yang diawali pada tahun 1966 hingga saat ini, ternyata pada tahun 1950 hingga 1960 mata uang yang beredar di masyaratkan memang cukup berbeda dengan uang yang beredar saat ini.
Mata uang saat itu masih sangat varian yang hampir keseluruhnya masih didominasi dengan uang logam. Jika saat ini nominal terendah untuk mata uang logam adalah Rp 100, dulu bahkan ada uang satu sen yang berada di bawah satu rupiah. Selain itu ada juga lima sen, 10 sen, 25 sen dan 50 sen.
Lebih dari itu, di tahun 50-an bahkan dikenal mata uang yang disebut 'setali', 'setali' adalah sebutan untuk 3/4 rupiah yang juga setara dengan 75 sen. Nah jika uang setali itu ditukarkan dengan nominal 25 sen berarti dapat 3 uang logam atau kertas yang masing-masingnya senilai 25 sen.
Jadilah istilah 'setali tiga uang'. Dengan setali (75 sen) kamu akan memperoleh tiga uang. Dengan demikian berarti setali = tiga uang yang kemudian menjadi peribahasa 'setali tiga uang'.
Pada masa lampau budaya berpantun ataupun peribahasa memang sangat melekat dengan masyarakat Melayu. Wah, kreatif ya orang-orang terdahulu dalam penggunaan bahasa.
Nah, setelah menyimak tentang istilah 'setali tiga uang' apakah kamu berniat membuat peribahasa yang sesuai dengan kondisi saat ini?.