Brilio.net - Cerita menarik terjadi ketika Jepang tiba-tiba menyerah kepada sekutu setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom atom. Di Kota Magelang, seorang Jenderal Ahmad Yani berpamitan kepada istrinya untuk keluar sebentar dan ternyata itu beberapa hari.
Hal itu lumrah dikatakan Jenderal Ahmad Yani setelah Yayuk R Sutodiwiryo lama menjadi istri jenderal yang terkenal kalem ini. Setelah berpamitan kemudian terjadi tembak-menembak di Kota Magelang di mana diketahui itu pertempuran perebutan senjata dari Jepang pada tahun 1945.
Karena 'ditinggal pergi sebentar' itulah, penduduk Magelang banyak yang mengungsi, salah satunya Yayuk R Sutodiwiryo.
"Dalam keadaan mengandung tua, tidak tahu di mana Pak Yani berada, aku memutuskan untuk ikut mengungsi," tulis Yayuk R Sutodiwiryo dalam buku yang ditulisnya berjudul 'Achmad Yani Anak Emas yang Terhempas.'
Ternyata saat itu Jenderal Ahmad Yani dan teman-temannya sedang di kejar-kejar Jepang lewat sawah dan pematang. Setelah tembak-tembakan selesai barulah ia kebingungan mencari-cari istrinya yang sedang hamil tua.
Dalam bukunya, Yayuk R Sutodiwiryo menuliskan percakapan Jenderal Ahmad Yani yang sedang kebingungan, "Apakah sampeyan melihat seorang perempuan sedang mengandung tua?" tanya Jenderal Ahmad Yani kepada masyarakat yang ditemuinya.
"Lho orang, wanita yang mengandung di Magelang itu kan banyak." Alih-alih mendapat jawaban, malahan orang yang ditanya itu menganggapnya kurang waras.
Itulah kenyataan akan saking cintanya Jenderal Ahmad Yani kepada istrinya. Ia mencari ke sana ke mari di mana kiranya istrinya yang sedang hamil. Akhirnya mereka bertemu di pengungsian yang sudah diperkirakan dan diperhitungkan bahwa paling logis istrinya turut mengungsi pada saat genting itu.