Brilio.net - Kalau dibilang Depok terkenal dengan kota kuliner, itu memang benar. Apapun jenis makanan ada di sini. Apalagi di jalan utama Margonda, hampir separuh bangunan yang ada disitu berubah menjadi kawasan kuliner, tidak heran bila Sabtu dan Minggu jalan Raya Utama yang menghubungkan Jakarta dan Bogor ini tingkat kemacetannya sangat parah. Mobil terparkir sepanjang jalan, karena tidak semua restoran atau rumah makan di situ mempunyai lahan parkir yang memadai.

Jenis makanan di Depok sangat beragam, mulai dari makanan tradisonal hingga makanan mancanegara. Mulai dari emperan toko, sampai mal. Tapi jangan salah, makanan enak tidak mesti selalu ada di jalan-jalan utama. Kadang makanan yang diusung dengan gerobak dorong pun menjadi pilihan favorit, terutama di kalangan anak-anak muda.

Ayam Babe goreng, misalnya. Hanya dengan menggunakan gerobak dorong yang mangkal di pertigaan Jalan Mangga Raya dengan Jalan Delima Raya Depok 1 dekat lapangan RW. Walaupun berdagang hanya menggunakan gerobak, tapi mampu menarik minat para pecinta kuliner untuk mencicipi makanan yang ada dibalik gerobak itu.

BACA JUGA: Ibu dan anak ini jadikan tas Hermes jadi 'kanvas' lukisan

ayam goreng babe  2016 brilio.net

Ayam goreng babe.
2016 brilio.net/syifa fauziah

Ayam goreng yang dikenal dengan sebutan Ayam Goreng Babe ini sebenarnya hanya menjual ayam goreng potongan dan sate, seperti sate usus, sate kulit, dan sate rampela. Tapi soal rasa? Luar biasa banget dan pastinya pas banget dilidah.

Yang khas justru di sambalnya yang nggak akan pernah kamu temuin di tempat lain. Jam operasionalnya pun hanya dari pukul 17.00-20.00 WIB. Setelah itu, tutup karena sudah habis.

Selain rasanya yang enak, harganya pun sangat ramah kantong dan wajar banget, dan pastinya terjangkau banget dengan kantong para pelajar dan mahasiswa. Harganya satu tusuk kulit, ampela, dan usus hanya Rp 2.000. Ayam goreng hanya Rp 6.000, kecuali sayap hanya Rp 3.000.

Menurut Abud (60), atau yang kerap disapa dengan panggilan Babe ini para konsumen lebih tertarik dengan sate kulitnya yang khas dari ayam babe ini. "Favorit kulit ayam. Anak-anak cenderung kalau mau makan nggak nanyain ayamnya, justru malah nanyain kulit," ujar laki-laki parubaya ini. Setiap harinya babeh bisa menghabiskan 20 ekor ayam dan 80 kg kulit ayam.

Untuk pemilihan ayam dan kulitnya, Babe sangat selektif memilih yang masih segar agar tidak mengecewakan pelanggan dengan menyajikan makanan yang sudah bau atau sudah tidak segar. "Saya berpikir saya berdagang tidak untuk sementara. Jadi saya ingin konsumen bisa datang dan datang lagi ke tempat ini," ujarnya.

Babe mengawali usaha sejak 2006, tapi karena kurang beruntung, dia mencoba perantauan ke kota lain dengan dagangan yang sama. Jatuh bangun ia membangun usaha demi untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Tidak lama kemudian Babe kembali ke Depok untuk membulatkan tekat membuka usaha ini. "Dengan niat, kesabaran, dan ketekunan serta punya tekat dan keyakinan, saya berpikirnya masa orang maju saya nggak maju sih. Jiwa semangat, jangan mengeluh, yang penting nawaitu yang baik. Jangan sampai kita punya pikiran yang nggak bagus," tukasnya.

Kini, selang dua tahun berdiri bisnis ayam goreng Babe ini booming di Depok dan sangat terkenal di kalangan anak muda. Ayam goreng Babe kini sudah memiliki dua cabang, di Jalan Mangga dan Jalan Siliwangi. Dan pastinya sudah mengasilkan omset yang lumayan, sekitar Rp 5 juta per harinya.