Brilio.net - Hingga saat ini kabut asap tebal masih menyelimuti beberapa wilayah di Sumatera, salah satunya Jambi. Bahkan jarak pandang acapkali samar karena asap yang sangat pekat. Sudah hampir dua bulan kabut asap di Jambi tak kunjung hilang. Bahkan pencemaran udara di provinsi tersebut semakin parah. Indeks pencemaran udara di daerah ini semakin parah dan berbahaya bagi pernapasan manusia.
Bahkan pada Selasa, (29/9) kabut asap di Jambi ini telah menelan korban seorang bayi berusia 15 bulan. Orangtua bayi, Ahmad Arbi menuturkan, bayinya menderita berbagai gejala pernapasan setelah kabut asap di kotanya tak kunjung membaik.
"Awalnya bayi kami sehat, akan tetapi sejak adanya kabut asap yang semakin parah, bayi kami mulai sesak napas, batuk hingga akhirnya meninggal dunia," tutur Arbie kepada brilio.net, Jumat (2/10).
Arbi yang sehari-hari tinggal di Jalan Iswayadi 104 RT 8 Kelurahan Pasir Putih, Jambi, mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa putrinya. Namun ia dan istrinya, Rhia, hanya bisa pasrah melepas kepergian putri bungsunya setelah beberapa saat putrinya sempat dirawat di rumah sakit.
"Cukup anak kami saja yang jadi korban akibat asap yang tidak kunjung berhenti ini. Jangan lagi ada korban yang lain," ujar Rhia.
Arbi hanya berharap kepada pihak yang bertanggungjawab dengan masalah kabut asap ini, agar segera menangani permasalahan ini agar tidak adalagi korban yang lainnya.
Recommended By Editor
- Begini yang kamu rasakan kalau bencana asap sampai ke kotamu
- Lagi, postingan soal Jokowi heboh di Facebook
- 5 Dampak kebakaran hutan dan kabut asap yang berkepanjangan
- Minta dikirimi uang bulanan pakai isu kabut asap, hasilnya ZONK
- VIDEO: Cara dukun asal Malaysia hentikan kabut asap
- Netizen Indonesia-Malaysia 'perang' di Twitter gara-gara kabut asap
- Asap di mana-mana, udara Sumatera berbahaya untuk manusia
- Cara komikus sindir pemerintah tangani kabut asap
- Prihatin asap, netizen rame-rame mention Jokowi