Brilio.net - Kecelakaan Pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura ternyata bukan karena kondisi cuaca. Padahal, dugaan awal jatuhnya pesawat tersebut disebabkan akibat cuaca buruk.

"KNKT tidak menemukan tanda-tanda atau pengaruh cuaca yang menyebabkan terjadinya kecelakaan pesawat ini," kata Ketua Tim Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Mardjono Siswosuwarno dalam konferensi pers di Jakarta seperti dilansir brilio.net dari Antara, Selasa (1/12).

Mardjono menjelaskan faktor utama kecelakaan tersebut pertama, retakan solder pada 'electronic module' di 'Rudder Travel Limiter Unit' (RTLU). Hal itu menyebabkan hubungan yang berselang dan berakibat pada masalah yang berkelanjutan dan berulang.

Kedua, lanjut dia, sistem perawatan pesawat dan analisa di perusahaan yang belum optimal mengakibatkan tidak terselesaikannya masalah yang berulang.

Ketiga, dia mengatakan, awak pesawat melaksanakan prosedur sesuai 'electronic centralized aircraft monitoring' (ECAM) pada tiga gangguan yang pertama.

"Setelah gangguan yang keempat, FDR mencatat indikasi yang berbeda, indikasi tersebut serupa dengan kondisi di mana 'circuit breaker' diatur ulang, sehingga berakibat terjadinya pemutusan arus listrik 'flight augmentation computer' (FAC)," paparnya.

Keempat, terputusnya arus listrik FAC menyebabkan 'autopilot disengage', di mana 'flight control logic' berubah dari 'normal law' ke 'alternate law'.

"Rudder bergerak dua derajat ke kiri. Kondisi ini mengakibatkan pesawat berguling atau 'roll' mencapai sudut 54 derajat," tuturnya.

Kelima, pengendalian pesawat selanjutnya secara manual pada 'alternate law' oleh awak pesawat telah menempatkan pesawat dalam kondisi 'upset' dan 'stall' secara berkepanjangan.

"Sehingga, berada di luar batas-batas penerbangan (flight envelope) yang dapat dikendalikan oleh awak pesawat," pungkasnya.

Diketahui, pesawat nahas tersebut terbang dengan ketinggian 32.000 kaki di atas permukaan laut dan mengangkut 162 orang yang terdiri dari dua pilot, empat awak kabin dan 156 penumpang termasuk seorang teknisi. Semua awak pesawat meninggal dalam kecelakaan tersebut.