Brilio.net - Kalimat "kesetian cinta harus dibuktikan" rupanya cocok untuk para wanita Suku Dani. Di Suku Dani, kehilangan anggota keluarga tidak cukup hanya dengan menangis ataupun berduka. Rasa duka kehilangan anggota keluarga dibuktikan dengan keikhlasan wanita kehilangan ruas jari tangannya.
Ada tradisi unik atau bahkan lebih pantas disebut dengan tradisi ektrem dari Suku Dani, apabila ada anggota keluarga yang meninggal maka mereka akan memotong ruas jarinya. Tradisi ini sudah ada sejak lama dan senantiasa dilestarikan oleh masyarakat Suku Dani. Masyarakat Suku Dani menyakini bahwa kehilangan ruas tangan menjadi bukti kedukaan dan sakitnya rasa kehilangan yang dirasakan oleh anggota keluarga.
"Itu sudah menjadi tradisi yang kami yakini, mungkin orang zaman sekarang menganggap ini adalah sesuatu yang ektrim, namun kami (wanita Suku Dani) melakukan hal ini dengan ikhlas," ujar Yonias, seorang warga Suku Dani yang telah kehilangan ibu jarinya saat sang suami tercinta meninggal dunia.
Diakui Yonias kepada brilio.net, bagi mereka jari sudah menjadi simbol kerukunan, kebersatuan dan kekuatan. Duka mendalam dari keluarga yang ditinggalkan dianggap telah sembuh saat luka di jari pun telah sembuh. Biasanya yang dipotong adalah ibu jari.
Dalam pemotongan jari biasanya dilakukan oleh ibu atau sanak keluarga sendiri. Tangan diletakkan di atas batu kemudian dipotong dengan kapak yang terbuat dari batu. Selanjutnya, ibu jari yang telah dipotong akan diberikan obat tradisional. "Kematian adalah malapetaka, dengan memotong ruas jari, diharapkan malapetaka itu tidak kembali lagi" ujar Yonias.
Bisa dibayangkan bagaimana pentingnya keberadaan sebuah keluarga bagi masyarakat Suku Dani. Seperti apapun tanggapan orang terhadap tradisi ini, yang pasti kemurnian dari kesetiaan wanita-wanita Suku Dani tidak terelakkan lagi.