Brilio.net - Jika mendengar kata candi, kamu mungkin membayangkan sebuah bangunan kokoh yang terbuat dari tumpukan batu andesit dengan pahatan indah dan menawan. Namun tidak dengan candi yang satu ini. Candi ini lebih mirip bukit dengan ketinggian sekitar 6 meter dan berdiameter 40 meter.
Candi Abang, namanya. Kata "Abang" merupakan bahasa Jawa yang berarti merah. Dinamai demikian karena memang candi ini terbuat dari batu bata. Konon menurut penuturan salah seorang warga setempat, Gilang (35), Candi Abang dibangun pada masa awal agama Islam masuk tanah Jawa. "Mungkin dibuat di musim kemarau, dari bata dan tanah liat, kalau kemarau terlihat merah," ujarnya saat ditemui brilio.net, Jumat (29/5).
Candi yang berada di Dusun Blambangan, Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, DIY tersebut terletak di atas bukit. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, bukit dianggap sebagai tempat suci dan menjadi tempat tinggal dewa-dewi. Karena struktur batu bata tidak sekokoh batu, maka situs candi ini kini hanya tersisa reruntuhan yang mirip dengan gundukan tanah.
Menurut keterangan yang terpampang di kompleks candi, sebuah prasasti pernah ditemukan mengenai penanggalan 876 Masehi. Namun, penanggalan tersebut belum bisa dipastikan sebagai tahun berdirinya Candi Abang.
Karena letaknya di atas bukit, pemandangan di sekitar kompleks candi sangat indah. Para wisatawan lokal biasanya datang ke Candi Abang untuk menikmati matahari terbit dan tenggelam. "Waktu terbaik biasanya pagi dan sore hari," tutur Gilang yang berprofesi sebagai pedagang minuman di area candi.
Kompleks Candi Abang juga kerap digunakan sebagai tempat syuting video klip dan pemotretan pre wedding. "Dalam sebulan, bisa sampai 3-4 kali ada acara seperti itu," imbuh pria yang akrab disapa Prenthil itu. Sayangnya, meski sudah diperingatkan untuk tidak mendaki gundukan candi, para wisatawan kerap nekat untuk naik dan mengambil foto di atas candi.
Sementara itu, untuk akses ke lokasi candi, memang terbilang agak sulit. Selain karena minimnya penunjuk arah, letak Candi Abang juga berada di pedalaman desa dengan eksotisme alam yang masih alami. Dalam perjalanan menuju lokasi, kamu akan menjumpai persawahan yang hijau dan merasakan angin semilir serta udara segar khas pedesaan.
Jika kamu tertarik untuk berlibur ke Candi Abang, kamu bisa lewat Jalan Wonosari. Untuk mempermudah menuju lokasi, kamu bisa mengandalkan alat navigasi di smartphone, seperti Google Maps.
Selain itu, kamu juga dapat mengunjungi Gua Jepang dan Gua Sentono yang terletak tak jauh dari Candi Abang. Dengan kata lain, Candi Abang sangat cocok buat kamu yang tengah mencari kedamaian dan ingin kabur dari penatnya rutinitas kerja.