Brilio.net - Berawal dari keinginannya memberikan mahkota kemuliaan pada kedua orangtuanya, Syayma Karimah berniat menghafalkan Alquran 30 juz. Perjalanan menghafalkan Alquran dimulainya ketika di Sekolah Menengah Pertama.
Kala itu adanya pengklasifikasian kemampuan bacaan Alquran bagi setiap murid. Syayma yang masuk kelompok paling pemula dengan yakinnya dia akan menghafal satu halaman per hari.
Ternyata, hafalan 3 juz yang ditargetkan pada setiap siswa juga mampu dilakoni Syayma. Bahkan, ketika lulus dari SMP, perempuan yang kini menjadi relawan PKPU Solo ini mengantongi hafalan Alquran 7 juz.
Selama kelas X hingga kelas XI Sekolah Menengah Atas, hafalannya bertambah hingga hampir 17 juz. Saat berada di kelas XII, Syayma memiliki tekad yang agaknya mustahil: menghafalkan Alquran satu juz per hari. Hal ini terjadi mendekati masa ujian nasional.
"Jadi waktu itu dekat ujian, pagi sampai jam 4 sore aku sekolah. Ba'da maghrib menghafal sampai hampir jam 00.00 WIB, setelah itu tidur. Bangun jam 01.00 WIB lanjut menghafal sampai subuh. Itu terus sampai sekitar satu bulan," ujarnya.
Hafalan itu disetorkan kepada pembimbing dua kali sehari per setengah juz, yaitu setiap setelah subuh dan setelah isya. Lulus SMA, jadilah Syayma berhasil menuntaskan 30 juz. Kini, Syayma menjalani studi kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan mendapat Beasiswa Aktivis Nusantara sejak semester 6.
Dari interaksi dengan Alquran ini, Syayma mengaku lebih mudah dalam memahami materi kuliah. Cerita lain tentang keberkahan Alquran yang disampaikannya yaitu ketika ibunya dirawat di rumah sakit karena stroke.
Ketika dirawat di ruang ICU, Syayma secara bergantian dengan kakak dan ayahnya membacakan Alquran ketika jam besuk. Di luar jam besuk, ia putarkan murottal Alquran sehingga selama 24 jam di telinga ibunya terdengar lantunan ayat suci-Nya.
Tak disangka seminggu kemudian sudah diizinkan pulang, setelah sebelumnya dinyatakan mesti dirawat selama tak kurang dari satu bulan.
"Kita mau dalam kondisi ini hal yang didengarkan adalah yang baik-baik. Ibu sering menekankan sejak kecil supaya kita dekat dengan Alquran," tutup Syayma.
Recommended By Editor
- Perjuangan Amin, antar buku pakai 'sepeda unta' tanpa rem sejauh 15 km
- Kisah Zahro, mahasiswi yang makin cinta Indonesia seusai keluar negeri
- Dicetak dalam 26 bahasa, begini tampilan novel Laskar Pelangi
- Bermodal Rp 100 ribu, omzet peyek kepiting Filsa Rp 150 juta/bulan
- Terjebak di jalan raya, segerombolan bebek ini akhirnya naik taksi
- Perahu ini keliling antar pulau demi menyediakan buku bacaan, top!
- Kisah Pak Salim, berjalan ratusan kilometer jualan mainan tradisional
- VIDEO: Kisah perempuan yang tertolong berkat uang receh
- Perjalanan pulang pergi ke bulan, astronot ini cuma bayar Rp 433 ribu
- Kisah Turia Pitt, dapatkan cinta sejati meski fisiknya berubah jelek
- Keterbatasan fisik tak halangi Ode cari uang biayai pengobatan istri
- Dari jasa kursus pidato, Kalend lahirkan kampung Inggris Pare
- Tindakan sederhana penjaga pintu tol TMII ini luar biasa inspiratif!
- Sudarmono, anak tukang becak, diterima kuliah di UGM gratis, hebat!
- Cerita Mbah Sujak, nenek 110 tahun masih semangat jualan mainan anak