Brilio.net - Pakar dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Anwar Ma'ruf mengatakan produktivitas ternak bisa ditingkatkan melalui pengendalian komunikasi sel. Bahkan komunikasi sel dinilainya juga bisa mengendalikan penyakit pada hewan.
"Seperti halnya manusia yang saling berkomunikasi, sel-sel di dalam jaringan pun saling berkomunikasi untuk menjalankan fungsinya bagi tubuh. Jika kita dapat mengendalikan komunikasi sel, maka akan mengurangi penyakit pada hewan dan meningkatkan produksi ternak," katanya dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Unair di Surabaya, Sabtu (16/1) lalu.
Dalam orasi ilmiahnya berjudul 'Inovasi Pengendalian Penyakit dan Peningkatan Produksi Ternak Melalui Komunikasi Sel Secara Fisiologi Veteriner', ia menjelaskan sel berkomunikasi melalui pesan kimiawi yang berikatan dengan reseptor protein di permukaan sel atau dalam kondisi tertentu di sitoplasma atau inti sel.
"Terdapat tiga jenis komunikasi antar sel yang umum, yaitu komunikasi saraf, komunikasi endokrin (hormon), dan komunikasi parakrin (difusi produk sel). Sementara itu, ada juga komunikasi antar-sel yang bersifat khusus, yaitu komunikasi autokrin dan jukstakrin," paparnya.
Menurut dia, dalam komunikasi sel terdapat reseptor di sel yang tersusun atas protein. Protein reseptor ini jumlahnya berubah-ubah sebagai respons terhadap berbagai rangsangan.
"Pada hewan yang memiliki sel banyak, terdapat sensor komunikasi sel, yaitu mekanisme pengatur untuk mempertahankan lingkungan sel dalam keadaan normal. Kegagalan dalam komunikasi sel dari adaptasi suatu organisme dapat menimbulkan gangguan pada fungsi sistem tubuh," jelasnya dikutip Antara.
Dalam kondisi sakit, lanjutnya, komunikasi ini dalam keadaan menyimpang, sehingga diperlukan pengendalian komunikasi sel yang tidak normal untuk kembali normal. Selain untuk pengendalian penyakit, intervensi pada komunikasi sel juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ternak.
"Dengan mencermati elemen-elemen dalam komunikasi sel secara fisiologi veteriner untuk mempertahankan keadaan normal (homeostatis) dapat dilakukan intervensi pada komunikasi sel yang bertujuan untuk inovasi pengendalian penyakit dan peningkatan produksi ternak," pungkasnya.
Recommended By Editor
- Niat berfoto & mencium ular, gadis ini justru dipatuk bibirnya, duh!
- Nggak cuma manusia, hewan buas pun bisa termehek-mehek oleh bunga lho!
- Ular ini dalam hitungan detik masuk pekarangan & panjat pohon, serem!
- Populasi harimau Sumatera diperkirakan tinggal 150 ekor, prihatin ya!
- Banyak buaya mengamuk di Sampit, masyarakat diminta waspada!