Brilio.net - Perhatian masyarakat terhadap kesehatan gigi memang terbilang cukup rendah. Hasil penelitian Kesehatan Dasar 2007 memaparkan data yang cukup mencengangkan, 72,1% masyarakat Indonesia menderita karies gigi dan hanya berkisar 29,6% yang memeriksakan keluhan gigi dan mulutnya kepada tenaga kesehatan dalam hal ini dokter gigi.
Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut memang menjadi kendala utama dalam mengurangi penderita karies atau penyakit mulut dan gigi di Indonesia. Selain itu, pelayanan kesehatan gigi masih terpusat di daerah-daerah yang telah berkembang. Sehingga masyarakat yang ada di daerah pelosok masih sulit dijangkau perawatan gigi yang maksimal. Tenaga ahli yang kurang dan alat kesehatan yang masih terbatas menjadi pemicu utama tingginya penderita karies gigi di Indonesia.
Permasalahan kesehatan gigi yang cukup kompleks inilah yang melatar belakangi para mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) ini untuk menciptakan kursi gigi portable. Adalah Alya NurFadhilah (FKG 2013), Ridho Ahmad Zulfani (Teknik Industri 2012), Kholqillah Ardhian I (Teknik Mesin 2012), Nindya Dini Pangestika (T Industri 2012) dan Ryan HadiWicaksono (Elins MIPA 2012).
Karya mereka diberi nama D-IPORD (Advanced and Integrated Portable Dental Unit). Seperti kepanjangan nama karyanya, karya ini berupa kursi portable yang dapat dibawa ke mana-mana tanpa mengurangi fungsi utamanya sebagai kursi gigi. Tentunya, karya mereka akan sangat bermanfaat bagi dokter gigi yang akan melakukan pengabdian di daerah pelosok, sehingga tidak ada lagi alasan bahwa hak masyarakat untuk mendapatkan ppelayanan kesehatan terkendala oleh alat yang sulit diperoleh.
"Sebenarnya dental chair portable sudah ada. Namun beberapa fungsi yang ada dalam dental chair diabaikan. Seperti kursi yang hanya menyerupai kursi lipat, peralatan masih berat dan belum mencakup fungsi-fungsi dental chair sebagaimana mestinya. Sehingga inovasi alat kami, mengoptimalkan dental chair portable seperti dental chair asli," jelas Alya kepada brilio.net, Rabu (10/6).
Komponen utama dari karya tersebut berupa kursi yang dapat dilipat dan dimasukkan ke dalam koper. Komponen setelah kursi adalah cuspidor yang berupa alat perawatan gigi seperti alat penghisap ludah, penyemprot air dan udara dan alat untuk bur yang memiliki tombol kontrol naik turun menyesuaikan dengan kursi. Juga terdapat lampu LED.
"Harapan jauh, alat ini sungguh bermanfaat sesuai harapan kami. Bisa digunakan untuk penyuluhan dan pemeriksaan gigi di tempat jauh dan terpencil maupun daerah yang membutuhkan mobilisasi peralatan. Selain itu, harapan terdekat kami adalah sampai pada Pimnas dan medali emas, serta membuat alat D-Ipord semakin dikenal," harap Alya.
BACA JUGA:
Gigi tanggal pada orang dewasa pertanda mulai pikun
Malas sikat gigi bisa bikin kamu terkena serangan jantung, waduh!
5 Kebiasaan ini ternyata membahayakan gigimu