Brilio.net - Seringkali kita melihat tingkah sombong nan jemawa para pemuda yang masih minta uang kepada orang tuanya, namun seringkali kita takjub, pada sosok tua yang sudah makan asam garam kehidupan namun tetap bersifat sederhana.

Seperti sosok tua penjual tisu di koridor Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB). Jangan kira ia orang tak mampu, meski berpenampilan sederhana ia sudah menjamah baitullah, ya Haji Ahmad Sobrana namanya.

Setiap hari ia, yang pensiunan perusahaan BUMN, berjualan tisu seharga Rp 2.500. Mendekati akhir tahun ia juga menyediakan kalender. Setiap pagi pukul 07.00 WIB ia sudah berada di lorong di mana ia berjualan. Meski bukan petugas kebersihan ia rela menyapu sepanjang lorong agar tempatnya mencari nafkah itu tampak elok dan bersih.

Menurut penuturan Ratih Apri Utami, seorang mahasiswi FEMA IPB, di akun Facebook-nya, Rabu (29/7), Pak Ahmad Sobrana orang sangat ramah. Kalau kita membeli tisu pasti dilayani dengan sangat ramah plus dapat doa yang terucap dari beliau, tulisnya.

Ratih menambahkan, ia banyak menyerap ilmu kehidupan dari Ahmad Sobrana, seperti kesederhanaannya, dan kerja kerasnya. Yang pertama tentang keyakinannya tentang doa dan rezeki, beliau berpesan kalau yakinlah dalam berdoa dan jangan minta rezeki karena kita sudah dijatah rezekinya, tapi mintalah supaya ditambahkan dan dilancarkan rezekinya

Yang kedua tentang kesederhanaan beliau dalam kondisi berada namun masih berusaha sederhana berjualan dan tidak menampakkan kekayaannya, suka mendoakan pelanggannya bahkan tak malu menyapu," ujarnya.

Ya dibalik kesederhanaannya, ia adalah ayah dari seorang kepala sekolah sebuah SMA di Bogor, dan kakek dari seorang cucu yang bekerja di perusahaan gadget ternama. Salut dan patut dicontoh!