Brilio.net - Mak Darmi, begitulah nenek ini biasa dipanggil. Berbeda dengan wanita lansia pada umumnya, di usianya yang sudah menginjak 88 tahun ini Mak Darmi masih rajin bekerja tanpa lelah. Tidak tanggung-tanggung, pekerjaan yang dia tekuni adalah sebagai seorang tukang tambal ban!
Pekerjaan ini sudah puluhan tahun ditekuni oleh Mak Darmi. Awalnya dia membangun usaha bengkel kecil miliknya di daerah Berbah, Yogyakarta bersama suaminya sejak tahun 1963. Namun sejak suaminya meninggal, dia terpaksa melanjutkan usaha ini sendirian.
Bengkel Mak Darmi ini biasa buka dari pagi hingga sore hari. Dia bekerja di bengkel itu seorang diri saja karena kelima anaknya semua sudah menikah dan beberapa melanjutkan bekerja di luar kota untuk mengubah nasib.
"Kadang-kadang ya dibantu cucu tapi ini cucu saya lagi sekolah. Cucu saya banyak ada belasan, wah sampai lupa ada berapa jumlahnya," ujar Mak Darmi menggunakan Bahasa Jawa kental kepada brilio.net, Rabu (12/8).
Sebenarnya bisa saja Mak Darmi berhenti jadi tukang tambal ban karena beberapa anak Mak Darmi sering membantu keuangan untuk kebutuhan sehari-harinya. Namun hal itu tak dilakukannya, baginya menjadi tukang tambal ban sudah menjadi bagian dari hidupnya.
"Selama saya masih kuat ya saya lakukan. Eh tapi kalau disuruh nyetandarkan dua sudah nggak kuat ding!" katanya sambil tertawa ceria.
Tangan keriputnya begitu terampil mengeluarkan ban dalam kemudian menambal ban motor pelanggannya yang bocor siang itu.
Mak Darmi juga berkata bahwa kalau tidak bekerja dan hanya diam di rumah saja dia takut malah menjadi sakit-sakitan karena kurang gerak. Memang benar, walau bekerja dari siang hingga sore serta tangan jadi kotor penuh oli namun Mak Darmi mengaku jarang sakit.
Tuh guys, kita sebagai anak muda harus belajar dari sosok Mak Darmi, walau sudah tua masih semangat bekerja. Ayo jangan males kuliah dan kerja ya!
Recommended By Editor
- Tidur di emper toko, nenek ini jual sayur demi anak yang down syndrome
- Revolusi mental Merkid's, dari komunitas urakan jadi relawan sosial
- Gadis ini menulis buku otobiografi hanya dengan satu jari, super!
- Kisah Yusuf, usia 13 tahun jalan kaki 8 km jualan peyek demi bantu ibu
- Kegigihan Haerdy entaskan anak jalanan, beri rehabilitasi & pendidikan
- Kisah haru Mbah Marsito, tukang becak yang dulu ikut menumpas PKI
- Sukinem, tukang tambal ban wanita yang mampu beli 3 rumah!
- Syayma penghafal Alquran, pernah hidup seminggu hanya dengan Rp 2.000
- Kisah Syayma, bakti ke orangtua diwujudkan dengan menghafal Alquran
- Kini ada dua raja di Jogja, Raja Kraton dan Raja Egrang Yudi Karyono
- Yudi akhirnya bertemu Presiden setelah naik egrang Jogja-Jakarta
- Perjuangan Amin, antar buku pakai 'sepeda unta' tanpa rem sejauh 15 km