Interaksi sosial yang tinggi mau tak mau menuntut kaum muda harus tampil enerjik dan wangi. Parfum menjadi senjata andalan untuk membuat tubuh wangi.
Kriteria parfum yang umum dicari adalah murah dan tahan lama. Sayangnya, kalau tidak saat promo, parfum jenis itu sangat langka ditemukan dan banyak yang harganya selangit.
Kegelisahan kaum muda tersebut menjadi inspirasi bagi tim peneliti Gama Melon Fakultas Biologi UGM. Terbesitlah di pikiran mereka untuk mengembangkan melon yang dapat dijadikan parfum alami, tahan lama, murah dan ramah lingkungan.
Dengan menyilangkan melon lokal dengan melon asal Jepang dan Turkmenistan, dihasilkan melon parfum yang sangat harum.
Ketua Tim Peneliti Gama Melon, Budi Daryono, mengatakan bahwa kulit buah melon memiliki wangi yang lembut dan tahan lama.
"Dulu ketika saya masih kuliah di Jepang, melon ini saya letakkan di WC untuk menggantikan parfum sintesis. Wanginya bisa tahan sampai 10 hari dan tidak membuat alergi. Saya juga pernah menjadikan melon ini untuk pengharum mobil. Ketahanan harumnya lebih mencengangkan, hingga lebih dari dua minggu," kata Budi ketika ditemui brilio.net.
Penampakan tanaman melon parfum ini sebenarnya tak berbeda dengan tanaman melon lainnya. Hanya saja buah yang dihasilkan jauh lebih kecil, beratnya berkisar 50–400 gram, tinggi dan diameternya sekitar 9 cm.
Selain itu, melon parfum tersebut bercorak garis-garis dan teksturnya lembut. Flavonoid dan kalsium yang tinggi di daging buah, menyebabkan melon mungil ini terasa pahit ketika dimakan.
Melon unik ini tergolong buah yang zero waste. Kulitnya yang berbau kuat digunakan sebagai parfum. Dagingnya dapat digunakan sebagai lotion anti nyamuk alami untuk segala umur. Biji sisanya dapat digunakan kembali untuk menghasilkan melon–melon parfum yang baru.
Saat ini, gen pengkode aroma volatil yang ada dalam melon parfum sudah ditemukan. "Dengan ditemukannya gen tersebut, ke depannya dapat dilakukan rekayasa genetika, sehingga bisa ditransfer ke tanaman lain," ujar Sigit Dwi Mayanto, salah satu anggota tim peneliti Gama Melon.
Tim peneliti terus melakukan riset pengembangan melon parfum. Tidak hanya untuk kepentingan komersil, riset juga dilakukan di ranah kesehatan.
"Bekerja sama dengan peneliti dari laboratorium Fisiologi Hewan Biologi UGM dan Farmasi UGM, akan dicari tahu apakah rasa pahit yang dimiliki berkaitan dengan anti kanker dan diabetes melitus atau tidak," sambung Budi Daryono.
Benih dari melon mungil ini juga terus diteliti supaya mendapatkan sertifikasi. Setelah proses sertifikasi selesai, benih melon parfum dapat disebarluaskan dan dibudidaya oleh petani lain. Penasaran nggak?