Brilio.net - Pada 16 April lalu, warga menemukan ikan oarfish atau ikan dayung sepanjang tiga meter yang mati di Pantai Aramoana, Selandia Baru. Hewan bernama latin Regalecus Glesne ini bisa mencapai panjang 11-17 meter. Melihat ukurannya yang begitu panjang, orang mempercayainya sebagai monster laut, ada pula yang menyebut ular naga.
Oarfish adalah hewan yang hidup di kedalaman laut tropis. Dalam cerita rakyat Jepang, kematian oarfish dianggap sebagai pertanda akan adanya gempa bumi. Dewa para naga di laut, Ryujin, memiliki kerajaan di bawah laut dan oarfish sebagai utusannya. Pesan dari dewa laut berupa kematian oarfish ini pernah terjadi pada 2011 ketika 20 ekor oarfish yang sempat muncul di area pantai di Tohoku yang terkena gempa dan tsunami.
Apakah benar oarfish dapat memprediksi terjadinya gempa seperti dalam cerita rakyat Jepang? Atau itu hanya sebuah kebetulan?
Kejadian ini pernah dijelaskan secara ilmiah. Gempa bumi mengeluarkan sejumlah besar karbon monoksida yang mempengaruhi biota laut besar seperti oarfish. Adanya celah-celah kecil sebelum terjadinya gempa yang mengeluarkan gas membuat ikan sakit dan muncul ke pantai sebelum mereka mati.
Dikutip dari mysteriousuniverse.org, kemungkinan lain disampaikan Rachel Grant, dosen biologi di Anglia Ruskin Universitu di Cambridge, yaitu listrik. Ketika gempa terjadi akan ada tekanan sangat kuat dari batu karang yang menimbulkan muatan listrik dan menyebabkan ion listrik masuk ke air. Ini bisa membentuk hidrogen peroksida yang merupakan senyawa racun. Muatan ion listrik itu bisa teoksidasi secara zat alami yang kemudian membunuh atau mendorong ikan-ikan ke permukaan.
Seorang oseanografer HJ Walker, seperti dikutip dari iflscience.com, menyatakan bahwa tidak ada yang spesial dari oarfish yang bisa memprediksi gempa bumi. Jika akan ada gempa bumi besar di sekitar pantai, ikan-ikan lain akan muncul juga, tidak hanya oarfish.