Brilio.net - Banyak beredar foto-foto pelaku teroris ketika sedang beraksi di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat kemarin. Dari foto-foto yang beredar di media sosial, menunjukkan wajah dingin sang pelaku dan perawakan yang ada pada dirinya.
Menggendong tas ransel, memakai kaos biru gelap, jeans, serta menggunakan topi hitam dan sepatu skets. Ketika beraksi terlihat juga ia sedang menentang senjata api berjenis handgun.
Tidak mau kalah dengan polisi yang beraksi dengan item yang fashionable, pelaku teror yang kemarin sempat tertangkap bidikan kamera ini sepertinya juga menggunakan barang branded yang menempel di tubuhnya.
BACA INI DULU: Ini sosok polisi fashionable di balik serangan bom Sarinah kemarin
Seperti dilansir brilio.net dari postingan salah satu netizen bernama Ellie di media sosial, Jumat (15/1). Mulai dari atas, sang pelaku teror terlihat menggunakan topi hitam polos dengan logo merek produsen olahraga ternama asal Amerika Serikat, Nike. Kalau di pasaran, harga topi Nike asli seperti yang digunakan pelaku teror adalah sekitar Rp 360 ribu. Harga yang cukup mahal untuk sebuah topi kan?
Kemudian turun ke alas kaki, sepatu yang digunakan sang pelaku teror juga terlihat bukan barang yang murah. Jika diperhatikan, pelaku teror sepertinya menggunakan sebuah sepatu lari produk terkenal Jerman, yakni Adidas dengan tipe Running Kanadia TR 7. Kalau di pasaran, harga sepatu ini berkisar Rp 600 ribu. Juga bukan harga yang murah meriah untuk sebuah sepatu.
Berikut fotonya. Cek aja deh! ~
Recommended By Editor
- Sebelum Sarinah, aksi teror ini pernah terjadi di Indonesia
- Kicauan Ahmad Dhani soal minta maaf ke ISIS menuai kontroversi
- Ini 8 aksi heroik warga sipil dalam tragedi ledakan di seluruh dunia
- Curhatan anak Martuani, polisi yang bertugas di Sarinah bikin mewek
- Ketika jurnalis media asing meliput peristiwa bom Sarinah
- Catat! Begini cara mengenali pelaku bom bunuh diri di sekitarmu
- Cerita pegawai Burger King yang tiga temannya jadi korban bom Sarinah
- Polisi ganteng ini pakai Adidas Camo saat sergap pelaku bom, benarkah?