Brilio.net - Belakangan banyak sekali keluhan masyarakat terkait buruknya program pertelevisian di Indonesia. Banyak masyarakat geregetan dengan maraknya tayangan yang tidak edukatif bagi kalangan anak-anak dan remaja.
Menanggapi permasalahan tersebut. Presiden Joko Widodo meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) agar mempertegas aturan pertelevisian nasional. Sehingga dengan demikian akan dapat memberikan filter tayangan yang tidak ramah kepada anak.
Presiden Jokowi meyakini, banyaknya kasus kekerasan dan penindasan terhadap anak-anak, baik kekerasan seksual, fisik maupun psikis salah satunya dipengaruhi oleh tontonan yang tidak bisa jadi tuntunan.
Dalam postingan di akun Instagramnya, Kamis (21/1), Presiden Jokowi melihat fenomena ini seperti fenomena gunung es di permukaan. Dia meminta semua harus bekerja keras untuk mencegah dan untuk menangani kasus-kasus tersebut.
"Kunci pencegahan dan penanganan kasus kekerasan pada anak ini, terletak pada edukasi masyarakat, keluarga, dan anak-anak untuk menjadi bagian dari pencegahan, pemantauan dan pengawasan," tutur Presiden Jokowi dalam akun media sosialnya tersebut.
Lebih lanjut kepala negara mengatakan, selain memperketat penyaringan izin tayangan pertelevisian. Presiden juga meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, untuk menggencarkan kampanye antiperundungan dan memperkuat pendidikan karakter serta mengajarkan sikap asertif bagi anak-anak di sekolah.
Recommended By Editor
- Ternyata ini 5 cara bebas dari tenggorokan kering dan tetap glowing usai nonton konser semalaman
- Kusrin si perakit TV akhirnya raih sertifikasi SNI dari Kemenperin
- Cinta Laura & Najwa Shihab komitmen lawan pelecehan seksual, 200 orang ikut turun tangan
- Kusrin si perakit TV akhirnya dibantu Bupati Karanganyar urus SNI
- Pak Jamal tukang sate di TKP Bom Sarinah bikin media TV Belanda kagum!
- Metro TV kena sanksi KPI
- Kusrin, jenius ciptakan TV rakitan tapi 116 TV-nya dimusnahkan Kejari