Brilio.net - Siapa sangka di zaman modern seperti saat ini, perjodohan masih menjadi hal yang sangat lazim ditemui di masyarakat. Hal itu jugalah yang dialami oleh Hardi (29), pria asal Semarang, Jawa Tengah. Sibuk bekerja dan belum memiliki calon pendamping hidup membuat Hardi tidak memiliki alasan yang tepat untuk menolak perjodohan yang diatur oleh ibunya.

Hardi bercerita, ketika itu ibu menyuruhnya saya pulang ke Semarang. Sesampainya di rumah ibu dan keluarga besar bermaksud menjodohkan Hardi dengan seorang wanita. "Saya tidak bisa membantah perjodohan yang telah disiapkan ibu itu," cerita Hardi kepada brilio.net melalui layanan story telling 0-800-555-999, Selasa (17/11).

Acara lamaran pun berlangsung tidak lama setelah Hardi tiba di Semarang. Sebenarnya Hardi tidak begitu asing dengan wanita tersebut, dia sering bertemu dengan wanita itu dibeberapa acara keluarga. Wanita itu masih kerabat dekatnya. Acara lamaran berlangsung dengan sukses sampai menentukan tanggal pernikahan yang akan digelar 5 bulan setelah acara lamaran. Setelah lamaran Hardi kembali ke Jakarta dan hanya menjalin komunikasi seperlunya dengan calon istrinya tersebut.

Seminggu sebelum pernikahan, Hardi menyadari ada yang aneh dengan calon istrinya. Dia sering menyampaikan kepada Hardi tentang keraguannya terhadap pernikahan tersebut, tapi Hardi tidak menanggapi hal itu dengan serius. Sampai beberapa hari sebelum hari pernikahan, Hardi yang sudah berada di Semarang tidak sengaja memergoki kakaknya bersama calon istrinya itu.

Ternyata calon istrinya itu sudah menjalin hubungan dengan kakaknya secara diam-diam. Hubungan tersebut disembunyikan karena kakak Hardi memang masih pengangguran.

Saat Hardi memergoki mereka di sebuah rumah makan, kakaknya dan calon istrinya sedang membicarakan untuk kawin lari. Tentu saja, Hardi memilih menahan mereka dan mencoba mencari solusi. Benar saja, setelah Hardi menyampaikan perihal hubungan kakak dan calon istrinya kepada keluarga wanita tersebut, keluarga wanita itu menolak jika harus menikahkan anaknya dengan kakak Hardi. Alasannya kakak memang masih pengangguran.

Hardi yang juga tidak tega melihat kakaknya diperlakukan seperti itu akhirnya mencoba menengahi. Hardi bilang akan membantu kakaknya mencari pekerjaan. Setelah berbagai pertimbangan, keluarga wanita itu pun setuju. Jadilah pernikahan dilangsungkan di hari yang telah ditentukan tapi dengan calon mempelai yang berbeda.

"Saya tidak mungkin menikahi orang yang sangat dicintai oleh kakak saya," kata pria yang bekerja di sebuah perusahaan komunikasi di Jakarta ini. Apalagi, kata Hardi, wanita itu juga mencintai kakaknya. Hardi ingin setelah menikah kakaknya tidak lagi bermalas-malasan dan termotivasi bekerja.

Cerita ini disampaikan oleh Hardi melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.