Brilio.net - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mulai Senin (4/1) menutup jalur pendakian Gunung Semeru. Penutupan ini rutin setiap tahun dilakukan, hal tersebut dilakukan untuk pemulihan ekosistem gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
TNBTS terakhir menerbitkan izin pendakian kepada wisatawan domestik dan mancanegara pada 4 Januari 2016, sehingga seluruh pendaki bisa segera turun pada 5 Januari 2016 dan jalur pendakian Semeru steril dari pendaki.
Kepala TNBTS Ayu Dewi Utari mengatakan penutupan pendakian ke gunung berketinggian 3.676 meter dari permukaan laut itu dilakukan selain untuk pemulihan ekosistem, pada bulan Januari diprediksi curah hujan cukup tinggi, sehingga dikhawatirkan terjadi cuaca buruk di jalur pendakian.
"Diberitahukan bahwa terkait upaya pemulihan ekosistem, serta terjadinya badai di kawasan Gunung Smeru, diumumkan kepada seluruh pihak yang berkepentingan bahwa jalur pendakian Gunung Semeru terhitung sejak tanggal 4 Januari 2016 ditutup total untuk umum, sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan," isi pengumuman dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), seperti yang dikutip brilio.net dari situs TNBTS, Selasa (5/1)
Setelah ditutup, petugas TNBTS bersama sukarelawan dan pencinta alam akan membersihkan sampah di sepanjang jalur pendakian Semeru.
Penutupan jalur pendakian gunung api juga mengacu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang menyebutkan penutupan jalur pendakian dapat dilakukan jika kondisi membahayakan dan alasan kepentingan pemulihan ekosistem.