Brilio.net - Mendaki Gunung Merapi biasanya ramai di akhir pekan. Pendaki tidak hanya berasal dari Jawa Tengah, tapi ada yang berasal dari Jakarta, Bandung, Surabaya bahkan luar Jawa. Gunung yang beberapa tahun belakangan mengalami erupsi ini menjadi salah satu gunung favorit para pendaki.
Nah, buat kalian yang ingin mendaki Gunung Merapi, pascaerupsi 2010 pendakian via Selo di bagian utara yang paling banyak digunakan pendaki memulai pendakian ke Merapi. Jalur ini melewati beberapa pos sebelum sampai base camp yang biasanya di kawasan Pasar Bubrah. Di Pasar Bubrah ini dipenuhi oleh batu-batu besar.
Pemandangan luar biasa di Puncak Merapi menjadi primadona pendaki untuk mendapatkan sun rise terindah, begitu juga dengan tempat favorit para pendaki untuk berfoto atau mengabadikan peristiwa yaitu Puncak Garuda. Namun, setelah erupsi 4 November 2010, puncak garuda hancur dan hanya tersisa sebagian saja.
Ingat, di balik keindahan yang luar biasa itu, jalur untuk menuju ke puncak tak kalah menantang dan mengerikan. Dari pengalaman brilio.net mendaki Merapi, dari Pasar Bubrah menuju puncak memerlukan waktu sekitar 1 jam dengan jalur yang sangat curam dan berpasir. Medan pasir dan berbatu yang mudah longsor serta angin kencang bisa datang setiap waktu.
Bahaya longsoran batu yang mungkin terinjak oleh pendaki lain ketika menuju puncak dan juga bibir kawah yang rentan longsor. Tentu hal itu sangat mengerikan jika tidak berhati-hati, apalagi sampai terjatuh ke dalam kawah dengan kedalaman sekitar 200 meter.
Sementara kondisi di puncak jauh lebih mengerikan. Tempat yang bisa dipijak pendaki hanya selebar sekitar satu meter. Itupun dengan kondisi medan yang sekarang ini masih labil, rawan longsor. Padahal, di samping kanan dan kirinya adalah jurang dan kawah. Satu kesalahan bisa berakibat fatal. Bayangkan betapa padatnya jika ada belasan, atau bahkan puluhan, yang dalam waktu bersamaan ada di sana. Mengerikan.
Karena tingkat bahayanya itu, sebenarnya pendaki diimbau untuk tidak naik hingga puncak dengan alasan keselamatan. Pendaki disarankan hanya sampai di Pasar Bubrah. Tapi, banyak pendaki yang mengabaikan imbauan tersebut.
Berburu panorama alam yang sangat menakjubkan tentunya juga dibarengi dengan kewaspdaan dan kehati-hatian yang tinggi pula. Salam Lestari.
BERITA TERKAIT :
Misteri di balik Pasar Bubrah Merapi, dari mana suara riuh itu?
Ini kisah Puncak Tusuk Gigi tempat Eri Yunanto terakhir berfoto