Brilio.net - Pendidikan tentunya tidak hanya akan terhenti hingga jenjang SD, SMP, SMA maupun perguruan tinggi saja. Karena ilmu akan terus berkembang dan tidak akan berhenti begitu saja. Selama kita hidup di dunia, selama itu pula kita masih harus belajar, belajar dan menimba ilmu.
Usia juga tidak menutup kemungkinan untuk terus belajar. Masa pensiun yang telah tiba bukan berarti kemampuan dan pemikiran juga harus terhenti, setidaknya itulah yang dibuktikan oleh para kakek dan nenek lansia di sekolah ini.
Golden Geriatric Club atau yang biasa disingkat GGC adalah sekolah khusus lansia di Jogja. Sekolah ini didirikan pada tahun 2008 dan berada di bawah naungan Yayasan Budi Mulia Dua serta merupakan sekolah lansia pertama di Indonesia.
Di sekolah ini, siswa yang mayoritas pensiunan tak hanya bisa mengisi sisa waktu saja. Mereka juga mendapatkan materi pelajaran. Hanya, materi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan para lansia ini. Seperti materi keagamaan, musik, melukis, dan menjaga kesehatan. Ada juga mata pelajaran komputer dan internet. Di mata pelajaran ini, mereka diajari membuat dan mengoperasikan jaringan sosial Facebook.
"Untuk pelajaran keagamaan, siswa diajak menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Siswa bisa belajar lebih banyak tentang ajaran Islam yang lengkap menuntun manusia agar hidup tenteram," ujar Rully, salah satu pengelola GGC saat ditemui brilio.net Senin (22/6)
Selain materi keagamaan materi yang paling sering diajarkan adalah tentang kesehatan karena berkaitan erat dengan para lansia yang identik dengan penyakit. Tidak tanggung-tanggung guru yang mengajar pun bukan sembarang guru, namun benar-benar orang yang berkompeten dalam bidangnya.
"Untuk materi kesehatan itu yang mengajar adalah dokter S3 dari rumah sakit Sarjito, untuk pelajaran keagamaan kita datangkan dosen-dosen agam dari Universitas Islam Indonesia," lanjut Rully
Menurut Rully salah satu materi yang paling diminati siswa adalah melukis, karena para lansia tersebut dapat mengekspresikan perasaannya dalam lukisan tersebut.
"Mereka mendapatkan pelajaran juga tak setiap hari. Hanya dua kali dalam seminggu. Karena, konsepnya memang memberikan kesibukan kepada mereka," imbuhnya.
Rully mengatakan total murid di GGC adalah 60 lansia dengan rentang usia dari 55 tahun hingga 80an, namun setiap materi biasanya hanya berisi maksimal sepuluh lansia agar pembelajaran dapat berlangsung efektif.
Untuk memancing keaktifan mereka, di sekolah ini para lansia harus menyiapkan pertanyaan dari rumah yang nantinya guru mata pelajaran yang bersangkutan akan menerangkan sesuai pertanyaan mereka.
Berbeda dengan sekolah pada umumnya, sekolah ini tidak ada sistem lulus. Semua lansia boleh bersekolah hingga kapanpun. "Biasanya mereka baru berhenti sekolah ketika sakit keras ataupun meninggal dunia, jadi mereka benar-benar menuntut ilmu sampai akhir hayat," pungkas Rully.
Tuh guys, kamu yang masih malas-malasan sekolah dan kuliah malu dong sama mereka!