Brilio.net - Kalau kamu memiliki minta yang besar terhadap dunia teknologi informasi dan komunikasi, kamu perlu untuk terus mengasahnya agar lebih jago. Di Indonesia, ada salah satu ajang untuk menguji seberapa hemat kamu dalam bidang cyber ini, yaitu Cyber Defence Competition (CDC) yang digelar tiap tahun oleh Kementerian Pertahanan. Tahun ini, CDC baru saja ditutup Selasa (12/5) di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta. Ini juga ajang bagi kalian yang mengaku hacker untuk meluapkan ekspresi sekaligus menguji kemampuan.
Dalam ajang ini, peserta akan beradu hebat dalam empat materi soal, yakni forensik, penetration test, computer network defence (CND), dan capture the flag. Kalian yang gemar hacking, pasti akan sangat tertantang khususnya pada materi soal computer network defence.
Dalam CDN, peserta yang terbagi dalam tim akan melakukan saling serang dengan peserta lain. Kemampuan kalian dalam meretas dan menangkal peretas akan diuji. Ini bukan simulasi, melainkan nyata. Hanya saja, sasaran yang diserang telah ditentukan yakni hanya kepada para peserta.
Salah satu peserta dari Tim Cyber Juwari, Syarifuddin, memiliki spesialisasi soal CDN ini. Makanya, dalam timnya dia banyak berperan saat CDN. Tim ini berisi para mahasiswa dan alumni dari Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam sejam, beberapa komputer berhasil diretas. "Berhasil menyerang empat komputer. Ada juga yang berusaha menyerang ke kami," katanya kepada brilio.net di AAU, Selasa (12/5).
Syarifuddin yang juga pengajar di Universitas Muhammadiyah Malang itu mengakui, pembelajaran soal hacking memang memiliki daya tarik paling besar. "Kalau saya lebih senang menyerang karena di situ saya harus memikirkan segala kemungkinan diserang," tuturnya. "Dan di sini (CDC) hal ini (serangan cyber) benar-benar nyata, bukan seperti nyata."
Sebagai dosen, Syarifuddin tahu banyak bagaimana minat anak muda sekarang terhadap dunia cyber. "Biasanya awalnya tidak begitu tertarik. Tapi begitu dia diajari nyerang dulu, dia langsung tertarik," kata dia. Dia menegaskan, kemampuan cyber seseorang harus terus diasah dengan berlatih.
Bagi Kementerian Pertahanan, ajang ini memiliki arti penting karena akan mendukung upaya pembentukan Badan Cyber. Sekarang ini, ada ribuan upaya serangan cyber. "Kita melihat potensi serangan cyber makin berkembang maka itu akan segera dibentuk badan cyber di bawah Kemhan, yang nantinya berisi praktisi TI dan dibantu oleh para juara kompetisi ini," ungkap Dirjen Potensi Pertahanan Kemhan, Timbul Siahaan.
Ada yang unik dalam kompetisi ini, yakni ketika ada peserta berupaya masuk dalam server panitia demi mendapat keuntungan bgi timnya. Sontak hal ini langsung diperingatkan oleh panitia agar peserta tak melakukannya. "Percuma melakukan itu," kata panitia yang memandu lomba.