Brilio.net - Usianya memang sudah tidak muda lagi namun semangatnya masih luar biasa. Dialah Fazham Fadlil (65) atau yang biasa disapa dengan Sam. Lelaki kelahiran Pulau Buluh yang telah mencatatkan rekor dunia dengan keberhasilannya mengarungi ganasnya lautan sendirian, berlayar dari New York hingga ke Indonesia.
Pria dengan tiga anak tersebut memang mencintai dunia kelautan sejak kecil. Setelah pada tahun 1970an memutuskan untuk mengadu nasib di Amerika, Sam akhirnya memutuskan pulang ke kampung halamannya pada tahun 1993 dengan menaiki kapal layarnya yang berhasil dibelinya setelah 20 tahun bekerja.
Ekspedisinya tersebut berhasil, Sam memasuki perairan Indonesia setelah mengarungi lautan selama lima bulan lamanya. Perjalanannya tersebut bahkan telah dia abadikan dalam buku yang diberi judul Mengejar Pelangi di Balik Gelombang.
Setelah menikah dan menetap di Indonesia, Sam belum puas dengan itu saja. Keinginannya untuk kembali berlayar masih sangat besar. Tepatnya pada bulan April 2011 Sam kembali melakukan ekspedisinya. Kali ini dia akan mengarungi lautan dari ujung barat Sabang hingga Merauke di ujung timur Indonesia.
"Saya berangkat dari pelabuhan Tanjungpinang menuju ke Sabang dulu, baru setelah itu lanjut ke Merauke," ujarnya kepada brilio.net, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan jarak Tanjungpinang-Sabang Merauke-Tanjungpinang sekitar 7.000 mil laut atau 12.000 kilometer dan selesai dalam empat bulan lamanya. Sam juga membawa misi titipan Pemprov Kepulauan Riau untuk mempromosikan tujuh kabupaten/kota dan kebudayaan Melayu Kepulauan Riau sesampainya di Merauke. Persiapan pun dilakukan dengan sangat matang, mengingat usianya sudah tidak muda lagi seperti dulu.
Perlengkapan dalam kapal layarnya, ada sofa gabus multifungsi, peralatan masak, bahan mentah, bawang, makanan kering dalam kaleng dan sebagainya. Selain buku dan majalah untuk mengisi waktu ketika di tengah lautan, peralatan canggih pun telah dipasangnya.
Yaitu radar, satelit, kemudi otomatis, cadangan mesin kecil. Selain itu ada baterai aki yang dicharge dari sumber alat tenaga surya, tali temali, dan tentu saja layar utama yang masih digulung di atas layar. Menurutnya, kapal layar ukuran 9 meter ini dipinjami oleh temannya bernama Francis Lee.
"Dari situlah saya membawa pesan kepada kawula muda bahwa Indonesia ini adalah negara bahari, kita harus bangga dengan segala kekayaan bahari kita. Oleh karenanya jangan sampai kita mencemari laut Indonesia," katanya.
Recommended By Editor
- Berkat biochip, Djaka Sasmita mendapat julukan Ibnu Sina dari Bantul
- Djaka Sasmita, bergelar doktor tapi anaknya tak lulus SMA, kenapa?
- 6 Fakta menarik tentang Djaka Sasmita, Ibnu Sina dari Bantul
- 10 Bukti kedermawanan Mark Zuckerberg yang patut diacungi jempol
- 10 Bukti kesederhanaan Mark Zuckerberg yang layak kamu tiru
- Mark Zuckerberg mendapat kejutan sederhana sambut buah hati