Brilio.net - Dalam peristiwa peledakan pos polisi dan serangan aksi teror yang terjadi di kawasan Sarinah Thamrin, Kamis (14/1) siang kemarin polisi telah menangkap tujuh pelaku, tiga di antaranya tewas.

Dari penyelidikan tersebut muncullah seorang nama yang disebut sebagai otak di balik penyerangan di Sarinah Thamrin. Dia adalah Bahrun Naim.

Bahrun Naim bukanlah nama baru dalam aksi terorisme di Indonesia. Dia sudah sering berurusan dengan kepolisian Republik Indonesia. Pada November 2010, pria kelahiran 1983 ini ditangkap di rumahnya di Solo dengan dugaan terlibat dalam jaringan terorisme. Dia dinyatakan bersalah pada Juni 2011 untuk kasus kepemilikan senjata dan menjalani hukuman selama 2,5 tahun.

Pada Juni 2012, pria bernama lengkap Muhammad Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan ini pun bebas dan dikabarkan pergi ke Suriah. Namanya sering muncul dalam pemberitaan hampir setiap kali ada WNI yang diketahui bergabung sebagai simpatisan ISIS.

Badan Intelejen Indonesia juga mengatakan bahwa sejak pergi ke Suriah Naim telah membantu perekrutan dan merencanakan berbagai serangan melawan pemerintah. Pada tahun 2015 saat terjadi bom di Bekasi, namanya juga disebut sebagai pihak yang mendanai kegiatan tersebut. BACA JUGA:Polri: Situasi sudah terkendali 7 pelaku dilumpuhkan

Selain itu, pada Maret 2015 Naim juga sempat dikabarkan membawa kabur seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Siti Lestari. Kedua orangtua Siti Lestari di Demak mengakui bahwa anaknya sempat mengenalkan Bahrun Naim sebagai calon suaminya.

Bahrun Naim, juga dikenal oleh beberapa media sebagai reporter yang khusus memberitakan tentang Islam. Bahrun, juga aktif menulis di blog dimana banyak tulisannya berisi tentang tutorial merakit bom, serta ulasan mengenai berbagai teror yang telah terjadi. Salah satu ulasannya adalah soal teror di Paris pada November 2015 lalu. Dalam tulisan yang diunggah pada 16 November 2015, dia menggambarkan serangan Paris pada 13 November yang menewaskan 130 orang sebagai sangat menakjubkan. Naim juga memuji para pelaku atas kedisiplinan mereka, kecermatan rencana dan kemauan untuk mengorbankan diri mereka.

Sehubungan dengan kasus teror di Sarinah, Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengatakan Bahrun Naim ingin menjadi pimpinan ISIS di Asia Tenggara. Karena itu, dia dan kelompoknya bergerak. "Dia mau jadi leader ISIS di Asia Tenggara. Ada upaya rivalitas, untuk menjadi pemimpin, di Filipina sudah mendeklare dan mereka bersaing ingin menjadi leader makanya Bachrum Naim lancarkan serangan," kata Tito.