Brilio.net - Kalau badanmu pegal-pegal karena kelelahan biasanya apa yang kamu lakukan? pergi ke tukang pijat? Wah, brarti kamu sama dengan kuda-kuda ini! Tahukah kamu kalau kuda punya tukang pijat sendiri. Salah satunya adalah Suhardiman (40), warga Desa Potorono, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.

Bagaimana Suhardiman bisa menjadi pemijat kuda? Seperti yang dia ceritakan kepada brilio.net Selasa (22/9) kampung tempat tinggalnya memang dikenal dengan Kampung Andong. Disebut Kampung Andong, karena memang banyak kusir andong berasal dari Desa Potorono. Setidaknya ada lebih dari 30 orang yang berprofesi sebagai kusir andong hingga saat ini.

"Jadi ini juga turun temurun sebenarnya, kalau dulu awal mulanya orang-orang sini jadi kusir gerobak sapi. Tapi sekarang kan gerobak sapi sudah jarang. Keahlian saya mijat kuda juga keturunan dari bapak," ujar Suhardiman.

Suhardiman, tukang pijat kuda andalan atlet kuda pacu dan keraton!



Pada awalnya, jasa Suhardiman ini hanya digunakan oleh para tetangganya yang membutuhkan. "Namanya orang desa, kalau mau ke dokter hewan kan takut mahal," terang Suhardiman. Namun lama-kelamaan keahlian Suhardiman pun tersebar. Dia bahkan menjadi tukang pijit kuda andalan Keraton Yogyakarta, khususnya jika hendak ada perayaan grebeg atau kirab prajurit.

Tidak hanya di lingkup Jogja saja, nama Suhardiman pun mulai dikenal di kota-kota besar. Pada tahun 2000 sampailah Suhardiman di pacuan kuda Pulo Mas, Jakarta. Dirinya diminta memijat kuda-kuda para atlet kuda pacu yang akan bertanding. Tidak heran hingga kini dia masih sering bolak-balik Jogja-Jakarta

Suhardiman, tukang pijat kuda andalan atlet kuda pacu dan keraton!


"Untuk tarif saya tidak mematok harga. Kalau untuk tetangga kadang saya lakukan gratisan saja bantu tetangga. Tapi kalau untuk Keraton saya ndak berani mematok harga, alhamdulillah bisa menguliahkan anak-anak," ujar lelaki ramah tersebut.

Tidak hanya jadi pemijat saja, namun Suhardiman juga memiliki enam ekor kuda yang dirawatnya di belakang rumahnya. Dirinya juga memiliki kereta kuda yang dipakai empat saudara lelakinya untuk menarik andong. Kuda-kuda tersebut lah yang sering dipakainya untuk praktik memijat ketika dipanggil dalam acara pelatihan merawat ternak oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.