Brilio.net - Banyak orang yang menganggap untuk memulai bisnis harus punya cukup modal. Modal uang dianggap sebagai syarat utama membangun sebuah usaha. Namun kenyataannya, Wijdan Nandiwardhana (23), mahasiswa STMIK Amikom Yogyakarta, membuktikan bahwa anggapan itu tak selamanya benar. Bersama rekannya Sutopo (22), Ardhan membangun bisnis homestay tanpa modal. Meski begitu, hingga saat ini ia bisa meraih omzet puluhan juta.
Bisnis homestay yang diberi nama We Stay ini bermula saat Ardhan dipasrahi rumah kosong oleh pamannya pada 2011 lalu. Bingung menggunakan untuk apa, Ardhan lalu mencoba menjadikan rumah itu sebagai homestay. Ia tawarkan rumah itu lewat situs transaksi online. Saat itu ia belum begitu serius dengan bisnis homestay. Tingkat huniannya pun masih bisa dihitung dengan jari dalam setahun.
Hingga pada Desember 2013, Ardhan mencoba menggarap serius bisnis homestaynya dengan membuat website. Untuk memaksimalkan website yang ada, ia kemudian menggandeng rekannya satu kampus Sutopo yang cukup dikenal jago dalam optimasi marketing online.
Karena sudah banyak teman-teman kampus Ardhan yang tahu jika ia sedang mengembangkan bisnis homestay, beberapa teman mulai menawarkan rumah kosongnya untuk dijadikan homestay.
"Ya mungkin karena selain homestay waktu itu saya juga punya usaha lain, jadi teman-teman percaya saja memasrahkan rumah kosongnya untuk dijadikan homestay," kata Ardhan kepada brilio.net, Selasa (24/11).
Karena rumah yang ada sudah tak mampu menampung permintaan konsumen, Ardah dan Sutopo lalu berinisiatif mencari pemilik rumah kosong yang mau diajak kerjasama untuk dijadikan homestay. Sasaran mereka adalah rumah di daerah Yogyakarta dan sekitarnya, utamanya di tempat-tempat yang cukup strategis.
Berkat optimalisasi marketing online yang dilakukan oleh Sutopo lewat website homestaydijogja.net, sejak Juni 2014 tingkat hunian homestay yang mereka kelola semakin ramai. Jika dulu hunian homestay hanya terjadi saat libur panjang, maka sejak saat itu tingkat hunian homestay hampir pasti ada di setiap akhir pekan.
Usaha yang dijalani Ardhan dan Sutopo ini membuat banyak orang yang mempunyai rumah kosong kepincut untuk bergabung. Tak hanya itu, beberapa homestay yang awalnya dikelola secara pribadi pun banyak yang ikut bergabung dengan manajemen We Stay yang dipegang Ardhan.
Saat ini, sudah ada sekitar 50 homestay yang mereka kelola. 50 homestay itu pun menyebar ke semua kelas, mulai dari kelas Rp 200 ribu per malam hingga Rp 1,8 juta per malam.
"Homestay kita lengkap, mulai dari yang murah hingga yang cukup mahal. Tapi harga itu berbanding dengan banyaknya kapasitas. Kalau dipukul bayaran per orangnya tetap saja murah," kata pemuda asli Sleman ini.
Tak hanya homestay, bisnis Ardhan dan Sutopo kini sudah merambah ke catering, persewaan mobil, dan laundry sebagai fasilitas tambahan untuk pelanggan homestay. Hal itu diakui Ardhan sebagai tuntutan agar bisa memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggannya.
"Ya, kalau mereka tiba-tiba butuh mobil masak kita bilang suruh cari di tempat lain, kan malah bikin repot pelanggan. begitu juga dengan catering dan laundry," terang Ardhan.
Berawal dari modal 0 rupiah, omzet yang bisa didapatkan Ardhan dan Sutopo saat ini cukup menggiurkan. Omzet itu didapatkan dari promosi yang dilakukan lewat web homestaydijogja.net.
Untuk mengelola bisnis homestay, Ardhan dan Sutopo saat ini dibantu oleh sekitar 10 pegawai. Mereka bertugas mulai dari melayani tamu, membersihkan rumah setelah dihuni, hingga menjadi sopir untuk mengantarkan mereka berlibur. pegawai yang direkrut pun kebanyakan adalah rekan kuliah mereka sendiri yang sudah akrab dengan Ardhan dan Sutopo.
Bagaimana, kamu tertarik mencoba homestay Ardhan dan Sutopo saat berlibur ke Jogja?