Brilio.net - Dulu bakiak menjadi tren ketika zaman dulu harga bakiak selain murah juga tahan segala cuaca baik panas atau hujan, nah di zaman sekarang orang sudah banyak melupakan bakiak karena beredarnya alas kaki dari bahan karet yang elastis dan terutama harganya juga murah. Sandal jepit mulai marak digunakan bahkan dijual di toko-toko kelontong di Indonesia.

Penggunaan sandal jepit lebih kepada posisi santai dan tidak terlalu resmi, biasanya dipakai untuk bermain, ke masjid, kumpul sama teman dan lain sebagainya hingga identik sebagai alas kaki yang kebanyakan masyarakat Indonesia pakai.

Tirulah Arif, tak malu bersandal jepit di tempat wisata dunia

Tirulah Arif, tak malu bersandal jepit di tempat wisata dunia


Arif Sumadyo Prasodjo (27) pria asli dari Probolinggo, Jawa Timur, memiliki cara unik ketika dia berkesempatan mengelilingi dunia dengan bekerja di sebuah kapal pesiar. Layaknya seorang wisatawan dia menggunakan waktu jeda waktu ketika kapal pesiar bersandar di sebuah negara untuk menjelajahi tempat wisata di negara tersebut.

Nah, perbedaan mencolok tampak ketika dia menggunakan sandal jepit untuk berjalan menyusuri tiap pojok destinasi yang dia datangi. "Jangan lihat sandal jepitnya, tapi lihat tongkrongannya," kata Arif di status sosial media Path-nya. Alas kaki boleh sandal jepit, tapi di sebelahnya Lamborghini Aventandor berwarna kuning ketika dia jalan-jalan di sekitar Dubai.

Tirulah Arif, tak malu bersandal jepit di tempat wisata dunia


Tidak hanya hanya di Dubai, di depan Opera House Sydney, Universal Studios Singapore, sandal jepit selalu menemani langkah Arif. Dari Australia, Singapura, Dubai, Yunani hingga benua Amerika sudah dia jelajahi, tak lupa sandal jepit menjadi pembeda dari penampilannya. Liburan boleh di luar negeri, tapi alas kaki tetap sandal jepit.

Tirulah Arif, tak malu bersandal jepit di tempat wisata dunia

Tirulah Arif, tak malu bersandal jepit di tempat wisata dunia