Brilio.net - Seorang penumpang wanita pesawat Etihad Airways, Dwi Ariyani (36), baru-baru ini mengalami kejadian tak menyenangkan saat hendak melakukan penerbangan dengan rute Jakarta-Jenewa. Maskapai nasional Uni Emirat Arab tersebut melarang dirinya ikut dalam pesawat setelah diketahui pergi sendirian sehingga tidak ada yang akan membantunya atau menemaninya sepanjang perjalanan.

Alasannya, Dwi adalah seorang pengguna kursi roda. Sehingga ditakutkan dirinya tak bisa mengevakuasi diri jika ada kecelakaan. Padahal wanita asal Solo ini sudah berpengalaman terbang ke luar negeri dan sering berpergian sendiri. Selain itu, pihak imigrasi sudah memberikan izin untuk Dwi bisa berpergian sendiri meski menyandang disabilitas.

Kejadian yang dialami Dwi Ariyani diceritakan sang suami, Yonnasfi Jambak. Lewat akun Facebook miliknya, sang suami mengisahkan kronologi yang membuat istrinya kecewa dan merasa didiskriminasi dengan sikap Etihad Airways.

Awalnya, Dwi Ariyani tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta dari Solo pada Sabtu (3/4), sekitar pukul 20.00 WIB. Perjalanan berikutnya yang harus ditempuh Dwi adalah tujuan Abu Dhabi dan Jenewa dengan Etihad Airways. Saat check in pukul 22.00 waktu setempat, Dwi mengatakan kepada petugas counter check in bahwa dirinya harus menggunakan kursi roda untuk bisa naik pesawat. Petugas tersebut setuju dengan permintaan Dwi.

Kala itu, kata Yonnasfi Jambak dalam status yang ditulisnya di Facebook, istrinya memiliki undangan dari IDA (International Disability Alliance) untuk memberikan pelatihan tentang CRPD (Convention on the Right of Person with Disabilities) di kantor PBB Jenewa.

"Pukul 02.00 pagi hari, istri saya diminta untuk naik pesawat dan dibantu oleh staf darat dari bandara. Istri saya memiliki tempat duduk yang baik dan nyaman. Tapi setelah beberapa menit, awak kabin datang menghampiri dan bertanya apakah istri saya bisa mengevakuasi dirinya jika sesuatu terjadi sesuatu yang salah dengan penerbangan. Istri saya menjawa bahwa tentu saja dia membutuhkan bantuan," terang Yonnasfi Jambak.

Lanjut dia, tak berselang lama, para kru pesawat pun meninggalkan Dwi Ariyani. Namun kemudian datang seorang perwira operasi bandara, Abrar. Dia menanyakan apakah Dwi bisa berjalan. Dwi pun berkata bahwa bisa berdiri dan bisa berjalan sangat lambat dengan memegang sesuatu seperti tongkat. Akhirnya, Abrar mengatakan kepada Dwi bahwa menurut awak kabin dirinya tidak diperbolehkan untuk bergabung dalam penerbangan ke Abu Dhabi dan Jenewa.

"Pemimpin awak kabin mengatakan bahwa istri saya tidak bisa mengevakuasi dirinya dan ini adalah prosedur keselamatan penerbangan. Mereka pun akhirnya meminta istri saya untuk turun dari pesawat," kata Yonnasfi mengakhiri ceritanya.

DISCRIMINATION BY ETIHAD AIRLINES Against Person With Disability at The International Flight Soekarno Hatta AirportOn...

Posted by Yonnasfi Jambak onSunday, April 3, 2016