10 Respons santai Gibran tanggapi cuitan kebencian, kocak abis

Brilio.net - Nama Gibran Rakabuming Raka tentu sudah tak asing lagi bagi banyak orang. Ya, Gibran merupakan anak pertama Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo (Jokowi). Sebagai putra orang nomor satu di Indonesia, sudah sewajarnya setiap gerak-gerik Gibran mencuri perhatian publik.

Meski demikian, tampaknya ayah satu anak itu belum mempunyai ketertarikan besar terhadap dunia politik. Ia dan keduanya adiknya, Kahiyang Ayu dan Kaesang sejak beberapa tahun terakhir malah tengah asyik menggeluti dunia bisnis. Seperti diketahui, Gibran telah memiliki begitu banyak bisnis di bidang kuliner.

Selain itu, pria kelahiran Solo, 1 Oktober 1987 ini dikenal sebagai sosok yang sederhana. Ia juga khas dengan karakternya yang cuek dan jarang tersenyum. Namun bukan berarti Gibran juga cuek terhadap persoalan isu politik yang sedang hangat lho.

Melalui akun Twitter pribadinya @Chilli_Pari, Gibran dikenal cukup sering memberikan respons mengenai politik, salah satunya soal cuitan kebencian. Bisa dikatakan, hampir semua jawabannya terbilang santai dan tak terlalu ambil pusing.

Kira-kira seperti apa ya? Berikut brilio.net rangkum dari akun @Chilli_Pari, respons santai Gibran tanggapi cuitan kebencian yang kocak abis, Jumat (25/1).

1. Ada yang menyebut rela mati dan masuk neraka karena mempertanyakan kebenaran sekolah Jokowi dahulu.

2. Gibran juga mempertanyakan nasib sayembara Rp 100 juta tentang ijazah sekolah Jokowi.

3. Sepertinya ini salah satu jawaban terpanjang Gibran menganggapi cuitan sindirian warganet.

4. Sebut anak Presiden hanya jual martabak, Gibran menjawab dengan santai.

5. Nggak cuma akun @Chilli_Pari, jawabannya di akun Markobar juga nggak kalah menohok.

6. Ini yang dinamakan tertawakan saja~

7. Prediksi yang suka dibuat-buat warganet, tanggapannya simpel abis.

8. Sempat ramai kasus kebohongan Ratna Sarumpaet, dan banyak pihak yang berbondong-bondong menyampaikan permintaan maaf.

9. Salah satunya permintaan maaf dari Fadli Zon.

10. Disebut anak Presiden tidak memberikan efek apapun untuk negeri, Gibran menyampaikan maafnya.