12 Meme 'politik jenazah' ini nyindir yang tak bisa beda politik, jleb

Brilio.net - Belakangan kasus akibat dari maraknya spanduk larangan menyalatkan jenazah yang berbeda pandangan politik membuat geram banyak orang. Padahal menanggapi isu spanduk yang banyak dipasang di masjid-masjid ini, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Zainut Tauhid Saadi, mengatakan wajib bagi orang Islam untuk menyalatkan muslim yang meninggal meski yang bersangkutan dituduh munafik atau kafir.

"Kita tidak boleh menghukumi seseorang itu munafik atau kafir, yang berhak hanya Allah SWT," kata Zainut. Dia juga mengingatkan kepada umat Islam mengurus jenazah hukumnya fardhu kifayah. Maka umat Islam bekewajiban memandikan, mengafani, menyalatkan dan menguburkan bagi seorang jenazah muslim.

Karenanya banyak pengguna media sosial yang mulai menyindir aksi tidak terpuji dalam menghadapi perbedaan pandangan politik ini. Berikut brilio.net rangkum dari berbagai media sosial, Selasa (14/3), 12 meme "politik jenazah" yang sindir perilaku yang makin tak terkendali dalam menghadapi perbedaan masalah politik.

1. Harus waspada, beda zaman beda tantangan.

foto: twitter.com/humorpolitik

2. Setuju kalau ini tidak masuk akal?

foto: twitter.com/SuperToleran

3. Ini penjelasan pihak yang berkapasitas memberikan pernyataan.

foto: twitter.com/SuperToleran

4. Janganlah begini.

foto: twitter.com/SuperToleran

5. Memolitisasi ayat, kasihan mereka yang tidak tahu dan ikut-ikutan terprovokasi.

foto: twitter.com/SuperToleran

6. Apa salah mereka yang sudah meninggal hingga kau ancam.

foto: twitter.com/SuperToleran

7. Siapa yang sesat?

foto: twitter.com/@mbahotong69

8. Untung tidak akan ada putaran ke tiga.

foto: twitter.com/@OmToleranOm

9. Islam pilkada jadi aliran yang sedang banyak sekarang.

foto: twitter.com/@OmToleranOm

10. Jakarta kota yang unik, setuju?

foto: twitter.com/@OmToleranOm

11. Yakin dengan yang kamu lakukan?

foto: twitter.com/@OmToleranOm

12. Pocong jenis baru.

foto: twitter.com/SuperToleran

Berbeda boleh, merendahkan yang lain dan provokatiflah yang bisa merusak keutuhan republik ini.