Brilio.net - Kamu pasti nggak asing dengan rempah-rempah seperti bawang. Di Indonesia sendiri, daging bawang sering digunakan untuk berbagai macam masakan. Sementara kulitnya akan dibuang begitu saja.
Namun di Swiss, kulit bawang ternyata jauh lebih mahal daripada isi bawangnya. Kok bisa ya? Dikutip brilio.net dari laman Odditycentral, Rabu (29/3), hal ini rupanya berkaitan erat dengan perayaan Paskah.
Di Swiss, orang-orang akan menggunakan kulit bawang sebagai pewarna alami untuk mewarnai telur Paskah. Telur Paskah akan direbus bersamaan dengan kulit bawang sehingga warna kulit telur akan berubah secara alami.
Menjelang Paskah, kulit bawang akan dijual di beberapa toko dan supermarket. Untuk satu kilogram kulit bawang dibanderol dengan harga hingga 33 Franc atau sekitar Rp 443 ribu. Sementara untuk satu kilogram bawangnya sendiri dibanderol sekitar 5,6 Franc atau Rp 75.000.
"Paskah akan datang dan mewarnai telur Paskah dengan cara yang alami sangat populer di Swiss. Di sini sampah masih dianggap, sehingga orang-orang membelinya dalam kemasan dari supermarket. Mereka adalah barang-barang mewah," ujar Inna, seorang pemandu wisata di Kota Zurich.
Lalu jika harga bawang lebih murah daripada kulit bawang, kenapa tidak sekalian membeli bawangnya saja? Kamu mungkin akan bertanya demikian. Namun hal ini rupanya sulit terjadi di Swiss ketika Paskah tiba.
Orang-orang di Swiss lebih nyaman membeli kulit bawang dalam kemasan. Karena dianggap lebih hemat waktu dan tidak ribet. Nah, kamu mungkin punya ide bisnis baru? Gimana kalau ekspor kulit bawang ke Swiss?