Brilio.net - Sepak bola menjadi olahraga yang bisa menyatukan banyak kalangan dari berbagai latar belakang. Demam sepak bola dialami hampir semua orang di segala penjuru dunia.
Dalam perhelatan sepak bola, suasana semakin hidup saat antar kesebelasan bermain begitu gereget serta disambut keriuhan semangat para suporter di lapangan. Gegap gempitanya bisa menjalar lewat layar kaca sehingga yang menonton di TV pun bisa sama merasakan euforianya.
Sepak bola bukan hanya keseruan pertandingan semata. Ada solidaritas di baliknya. Baik antarpemain, antarsuporter, maupun antara pemain dan suporter. Tak mengherankan bila terjadi sebuah tragedi, keprihatian bahkan kesedihan menyebar ke hati siapa pun.
Seperti tragedi nahas yang beberapa waktu lalu menimpa Emiliano Sala, pemain asal Argentina yang rencananya akan merumput bersama klub Liga Premier, Cardiff City. Sebelum itu terwujud, mantan pemain klub FC Nantes itu meninggal dalam tragedi pesawat jatuh di Selat Inggris pada 22 Januari 2019 lalu.
Pesawat Piper Malibu yang membawanya ditemukan di Selat Inggris, Minggu pagi (2/2) waktu setempat di kedalaman 63 meter di bawah permukaan laut. Dilaporkan sportbible, temuan itu berjarak dua pekan dari saat Sala lepas landas dari Nantes, Prancis menuju Cardiff, Wales. Jenazah Emiliano Sala pun sudah teridentifikasi setelah puing-puing pesawat diangkat ke permukaan.
Menyusul kabar jenazah pemain kelahiran 31 Oktober 1990 itu teridentifikasi, klub FC Nantes memutuskan memensiunkan nomor punggung 9 yang terakhir kali dikenakan Emiliano Sala.
Lewat akun Twitter resmi @FCNantes, pengumuman tersebut dituliskan, "Karena Emiliano Sala akan selamanya menjadi bagian dari legenda yang telah menorehkan kisah hebat FC Nantes, nomor 9 yang telah ia kenakan dipensiunkan."
Parce qu'Emiliano Sala fera à jamais partie des légendes qui ont écrit la grande histoire du FC Nantes, le numéro 9 qu'il a porté est retiré.#RIPSala pic.twitter.com/XFIVCVBFx7
— FC Nantes (@FCNantes) February 8, 2019
Selain Emiliano Sala, ternyata ada nomor punggung yang dipensiunkan lantaran pemainnya meninggal.
Sebuah insiden yang berujung kematian juga dialami Marc Vivien Foe, pemain Manchester City asal Kamerun. Pria kelahiran 1 Mei 1975 tersebut meninggal pada 26 Juni 2003 saat membela Kamerun dalam Piala Konfederasi 2003 lawan Kolombia. Saat itu, Foe kolaps yang diduga akibat serangan jantung.
foto: monitor.co.ug
Untuk menghormati Foe, Manchester City memensiunkan nomor punggung 23 yang dikenakan Foe. Lens, mantan klub pertamanya juga memensiunkan nomor punggung 17 yang pernah dipakai Foe.
Nomor punggung dipensiunkan juga dialami pesepak bola Tanah Air, Eri Irianto, gelandang kenamaan Persebaya, Surabaya. Anggota Timnas Indonesia dengan julukan 'tendangan geledek' tersebut meninggal setelah membela Persebaya kontra PSIM Yogyakarta di Gelora 10 November, Surabaya dalam laga Liga Indonesia 3 April 2000.
Menurut kabar beredar, Eri sempat mengeluh panas dan pusing sehingga minta adanya pergantian pemain.
Melihat kondisi Eri semakin mengkhawatirkan, tim medis Persebaya melarikannya ke Instalasi Gawat Darurat RS Soetomo. Pada malam harinya, Eri dinyatakan meninggal karena serangan jantung.
foto: Istimewa
Untuk mengenang jasa-jasa pria kelahiran 12 Januari 1974 itu, Persebaya memutuskan memensiunkan nomor punggung 19 yang dikenakan Eri. Bahkan namanya menjadi nama mes pemain Persebaya yang terletak di Jalan Karanggayam No. 1 Surabaya.
Recommended By Editor
- 7 Kecelakaan pesawat dalam sepak bola, terbaru Emiliano Sala
- Pesan WA menggetarkan pemain Premier League sebelum pesawat hilang
- 10 Pesepak bola top ini tingginya di atas 2 meter
- 10 Cuitan lucu 'pesan buat Edy Rahmayadi' yang mundur dari PSSI
- 10 Gaya tabur garam chef ini bikin ngiler, idola tokoh dunia