Brilio.net - Perlahan namun pasti, pundi-pundi medali emas kontingen Indonesia mulai bertambah. Memasuki hari ke-4 gelaran Asian Games 2018, Eko Yuli Irawan berhasil mempersembahkan medali emas lewat cabor angkat besi putra 62 kg di arena JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Selasa (21/8).
Total angkatan yang berhasil Eko torehkan seberat 311 kg, yang membuat atlet berusia 29 tahun tersebut berada di peringkat teratas dan berhak atas perolehan medali emas.
MEDALI EMAS!
KEMENPORA RI (@KEMENPORA_RI) 21 Agustus 2018
.
Angkatan yang luar biasa dari Eko Yuli Irawan berhasil memberikan medali emas untuk Indonesia. Kamu luar biasa Eko, kami sangat bangga! Terima kasih atas persembahan yang luar biasa ini untuk Indonesia!
.#IndonesiaJuara#AsianGames2018#AsianGames#AsianGamesKita pic.twitter.com/rkSq7m3BVE
Eko mencatatkan angkat snatch seberat 141 kg, dan angkatan clean and jerk berhasil mengangkat beban seberat 170 kg. Kemenangan Eko dalam cabor angkat besi ini memang sudah diprediksi sejak awal. Pasalnya, ayah satu anak ini masuk jadi atlet unggulan kontingen Indonesia.
Kiprah Eko Yuli Irawan dalam olahraga angkat besi memang nggak perlu diragukan lagi. Sebelum Asian Games 2018, atlet kelahiran Lampung ini berhasil mempersembahkan medali perunggu pada Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012.
Perjalanan Eko Yuli Irawan hingga menjadi atlet kebanggaan Indonesia tidak mudah, terlebih dengan segala kekurangan hidupnya. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (21/8), berikut lima fakta EKo Yulii Irawan, penyumbang medali emas ke-5 untuk Indonesia.
1. Tumbuh dari keluarga kurang mampu.
foto: Twitter/@FootyJokesID
Eko Yuli Irawan menghabiskan masa kecilnya di Desa Tejo Agung, Metro, Lampung. Ia juga tumbuh dari keluarga yang serba kekurangan, sang ayah merupakan kuli bangunan dan tukang becak, sedangkan sang ibu seorang penjual sayur. Meskipun bukan dari keluarga berada, namun kerja keras orangtua Yuli berhasil memenuhi kebutuhan sekolahnya.
2. Mantan pengembala kambing.
foto: Twitter/@4Y4NKZ
Berbeda dengan teman-temannya yang menghabiskan waktu untuk bermain setelah pulang sekolah. Eko memilih menggembala kambing milik tetangganya untuk membantu perekonomian keluarganya.
Berawal dari kegiatannya menggembala kambing tersebut, ketertarikan Eko terhadap dunia olahraga angkat besi karena ajakan teman-temannya untuk mendatangi tempat latihan angkat besi.
3. Berawal dari iseng.
foto: Twitter/@giewahyudi
Berawal dari ajakan iseng temannya tersebut, Eko mulai memiliki ketertarikan dan menggeluti dunia angkat besi. Setelah pulang sekolah, ia mengikat kambingnya di padang rumput, lalu pergi ke tempat latihan angkat besi yang hanya berjarak 200-300 meter dari lokasinya menggembala kambing. Tahun 2002 sampai 2006 dihabiskan Eko Yuli dengan sekolah dan angkat besi.
4. Sempat mempunyai cita-cita menjadi atlet sepak bola.
foto: Twitter/@chikibonge
Sebelum pergi ke tempat latihan angkat besi, Eko Yuli menghabiskan waktunya menggembala kambing sambil bermain sepak bola bersama teman-temannya. Kebiasaan tersebut sempat membuatnya berkeinginan menjadi pesebak bola profesional.
5. Peraih medali dalam tiga multi-event besar secara berturut-turut.
foto: Twitter/@hartcamii
Sebelum meraih emas dalam Asian Games 2018 beberapa waktu lalu, Eko Yuli Irawan sudah membuat bangga Indonesia dengan prestasinya dalam ajang olahraga terbesar.
Ia mencatatkan namanya sebagai satu-satunya atlet Indonesia yang selalu meraih medali dalam tiga gelaran Olimpiade secara berturut-turut. Medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012, perak di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, medali emas di Sea Games 2007 dan Asian Games Jakarta 2018.
Recommended By Editor
- 8 Atlet cantik Asian Games ini gayanya modis, ada yang jadi selebgram
- Pensiun usai raih emas AG 2018, ini 15 foto medali koleksi Lindswell
- Sumbang medali perak di Asian Games 2018, Sri Wahyuni cetak hatrick
- Raih perunggu cabor downhill putri, ini 9 potret Nining Porwaningsih
- 8 Adu gaya Jokowi vs Ratu Elizabeth pakai stuntman, M:I vs James Bond